WANHEARTNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali merosot. Kini nilainya per dolar melemah ke level Rp15.036 di perdagangan pasar spot pada Kamis (21/7) sore. Mata uang Garuda melemah 47 poin atau 0,31 persen dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.017 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya sebesar Rp14.986 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia tampak variatif. Baht Thailand melemah 0,44 persen, ringgit Malaysia melemah 0,44 persen, yen Jepang melemah 0,29 persen dan yuan China melemah 0,13 persen.
Begitu pun dengan peso Filipina yang melemah 0,11 persen. Dolar Singapura melemah 0,04 persen. Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,38 persen, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Sementara mayoritas mata uang utama di negara maju melemah. Rinciannya, euro Eropa melemah 0,02 persen, poundsterling Inggris melemah 0,38 persen, dolar Kanada melemah 0,21 persen, franc Swiss melemah 0,20 persen, dan dolar Australia melemah 0,32 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan indeks dolar AS melemah hari ini karena investor memperdebatkan pembuat kebijakan ECB akan memberikan sinyal kenaikan 25 poin atau setengah poin untuk mengekang inflasi.
Analis DCFX Lukman Leong menuturkan rupiah melemah setelah BI mempertahankan suku bunga. Rupiah juga masih akan tertekan besok dengan pelaku pasar mengantisipasi pertemuan the Fed pekan depan.
"Imbal hasil obligasi AS telah perlahan meningkat beberapa minggu terakhir oleh ekspektasi sikap yang lebih hawkish dari the Fed apalagi setelah data menunjukkan inflasi bulan Juni AS melejit ke 9,1 persen," ujar Lukman.
Untuk besok, Lukman memperkirakan rupiah berada di rentang Rp14960 hingga Rp15.100 per dolar AS.
Sumber: lawjustice