WANHEARTNEWS.COM - Kisah mengejutkan datang dari Noe vokalis band Letto. Tak banyak yang tahu jika putra pendakwah kondang Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun ini sempat tak mempercayai agama dan menjadi seorang ateis.
Noe pernah menceritakan kisahnya saat melewati perjalanan untuk menjadi seorang muslim. Sebelumnya pria bernama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh ini mengakui sulit mempercayai soal eksistensi Tuhan sampai membuatnya menjadi seorang ateis.
Noe mengakui, dulu dirinya berpikir dan menganggap bahwa syahadat sendiri merupakan kesaksian semata. Sehingga ia menganggap hal tersebut tak membuat seseorang serta merta percaya pada Tuhan dan Nabinya.
"Saya belum beragama ini," kata pria 42 tahun itu dikutip dari kanal YouTube Cahaya Untuk Indonesia, pada Kamis, 28 Juli 2022.
"Saya cuma mengadopsi konsep beragama sehingga belum betul-betul bersaksi terhadap Tuhan. Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya sama Tuhan, bukan suruh percaya sama Kanjeng Nabi. Suruh bersaksi. Saksi itu tidak didengar-dengar tidak mengakuisisi," lanjutnya.
Mendapatkan pemikiran tersebut, pelantun "Ruang Rindu" itu pun akhirnya memilih untuk pergi ke Kanada. Di sana tujuannya untuk mempelajari bagaimana sebenarnya agama Islam.
Namun, mirisnya justru di Kanada Noe mengakui jika dirinya harus menjadi gelandangan. Ia sampai harus tinggal di sebuah masjid. Di sana ia tak memiliki tujuan untuk menemukan Islam. Melainkan bertahan hidup.
"Karena pikirannya, wah mati nih kalau nggak bertahan. Akhirnya mampir ke masjid. Saya bilang numpang tidur di sini boleh? Oh boleh. Dikasih kasur lipat dan bantal," ujarnya.
Tanpa direncanakan, Noe secara tak langsung justru belajar Islam di masjid dia menumpang beristirahat tersebut. Noe pun mulai duduk dan hadir dalam kajian yang dipimpin seorang Syekh.
"Saya bertanya kepada Syekh. Benar enggak Tuhan Maha Adil? Karena saya melihat agama adalah sebuah sistem valid. Tidak ada pernyataan yang berlawanan," katanya.
Pertanyaan soal keadilan Tuhan ini membawanya pada pembahasan terkait setan.
"Kalau setan berkembang biak, punya anak kemudian satu detik kiamat dan belum melakukan dosa apa pun, dia masuk neraka atau surga," tanya Noe ke Syekh tadi.
Mendapatkan pertanyaan dari Noe tersebut, Syekh lantas kembali bertanya kepada Noe, bagaimana dia tahu cara setan berkembang biak.
"Nggak tahu Syekh, saya berasumsi dia seperti manusia," jawab Noe.
Syekh tadi kemudian memberikan pandangan lain. Katanya, bagaimana jika setan itu berkembang biak dengan cara membelah diri.
"Seandainya setan berkembang biaknya membelah diri bagaimana? Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya," jelas Noe menceritakan kata Syekh tersebut.
Mendapat jawaban dari Syekh tersebut, Noe mengakui dirinya merasa tertampar.
"Wah ketampar saya di situ," katanya.
"Berarti kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki," katanya.
"Yang membuat saya masuk Islam adalah jawaban dari Syekh. Karena jawaban dia menggunakan yang logis," lanjutnya.
Dikutip berbagai sumber, Noe Letto adalah penyanyi pentolan grup musik Letto. Pria kelahiran 10 Juni 1979 ini merupakan anak pertama Cak Nun dari istri pertamanya sebelum menikah dengan penyanyi Novia Kolopaking.
Noe mulai menulis lirik lagu, yang akhirnya tertuang dalam album perdananya, LETTO, TRUTH, CRY, AND LIE. Disusul kemudian album kedua, DON'T MAKE ME SAD (2007).
Bersama grup band Letto, Neo meluncurkan album ketiga Letto dengan tajuk LETHOLOGICA pada Januari 2009.
Dari musik, Noe merambah dunia film. Ia memproduseri film MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK yang bercerita tentang buruh migran di Hongkong dengan sutradaranya, Lola Amaria.***
Sumber: hops.