Sangat mungkin, kasus pembunuhan Brigadir J akan jadi kasus pembunuhan tercepat (yang melibatkan elit), yang dapat dipecahkan. Persepsi publik, perlawanan keluarga, dan tanggapnya kapolri menjadi kunci. Perkara kasusnya akan dibuka seberapa lebar, itu sudah hal lain lagi.
Persepsi Negatif
Soal kebodohan elit yang terlibat ini memang dipindai cepat oleh publik. Di hari pertama pemberitaan, mayoritas pembaca langsung menunjukkan ketidakpercayaan. Persepsi negatif tersebut jelas pukulan telak bagi Kapolri saat ini yang sangat peduli pada citra.
Perlawanan Keluarga
Keberanian keluarga untuk bersuara sejak awal kalo Brigadir J meninggal tidak wajar (dibunuh) menjadi kunci berikutnya kalo kepolisian tidak boleh main-main dengan kasus ini. Bukti-bukti kekerasan telah dilampirkan dan diterima bareskrim.
Respon Kapolri
Hari ini, keluarga korban, melalui pengacara, melaporkan dugaan kekerasan yang mengakibatkan kematian, disertai bukti ke Bareskrim. Sorenya, Kapolri langsung menonaktifkan Sambo (Kadiv Propam), atasan korban, yang dianggap paling tau dan bertanggung jawab atas kasus ini. Ini memang kejar-kejaran dengan waktu.
Kapolri menunjukkan tidak mau menderita kerugiaan karena tersandera kasus sebagian elitnya.
Pertanyaan yang mengikuti kemudian, mengapa istri atasan Brigadir J meminta perlindungan ke LPSK? Apakah dia tengah terancam? Kalau iya, oleh siapa?
Pertanyaan paling umum, mengapa kasus ini banyak plot hole-nya? Jawaban paling mudahnya, rahasia yang sempurna hanya dapat dihasilkan oleh orang yang mempunyai kecakapan berbohong seperti saat bernafas, punya kecenderungan psikopat, dan keyakinan terhadap organisasinya akan melindungi.
Kapolri berulang kali menegaskan transparansi dan bukti scientific. Wajar, untuk mendukung kerja-kerja polri dalam memerangi polisi nakal selama ini, Kapolri banyak menaruh harapan pada badan yang dikomandani S (Divisi Profesi dan Pengamanan/Propam).
Apa jadinya kalo propamnya malah yang nakal?
Paling menarik tentu melihat akhir kasus ini. Setidaknya akan ada sekian elit yang diputuskan bersalah. Itu juga kalau pengadilan berjalan fair.
Bagi pecinta drama, bagian paling menariknya bukan siapa yang bersalah, tetapi siapa saja yang dikorbankan. Selalu tidak mudah kalo ada elit terkena kasus. Bolanya bisa menggelinding liar.
(Mat Dogol)