Menjawab ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut pemerintah Malaysia menggelontorkan dana subsidi cukup besar kepada Petronas, BUMN miliak Malaysia. Bahkan lebih besar ketimbang subsidi di Indonesia.
“Petronas itu subsidinya jauh lebih besar dibandingkan Indonesia makanya harga jual BBM-nya lebih murah karena minyak yang digunakan mau di Indonesia atau Malaysia, Amerika, itu dipatok dengan harga minyak dunia,” katanya saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (6/7/2022).
Dikutip dari globalpetrolprices.com, BBM berkadar oktan (RON) 95 dijual MYR 2,05 per liter atau setara dengan Rp 6.964 (asumsi kurs Rp 3.397 per MYR). Sementara untuk BBM RON 97, Petronas menjual dengan harga MYR 3,91 per liter atau setara dengan Rp13.283.
Meski harga BBM Pertamina lebih mahal ketimbang negeri jiran, Nicke meyakinkan bahwa Cost of Good Solds (COGS), atau Harga Pokok Penjualan (HPP) tidak lebih tinggi. Karena, 92-93 persen komponen dalam produksi di semua kilang adalah minyak mentah yang mengikuti harga patokan minyak dunia.
Selain itu, Nicke menuturkan pendapatan per kapita Indonesia, lebih rendah dibandingkan Malaysia. Alhasil, daya beli masyarakat perlu dijaga dengan tambalan subsidi energi dari pemerintah.
“Itu consider kenapa harga BBM tidak dilepas sesuai harga pasar. Kalau dibandingkan daya beli masyarakat pendapatan per kapita ini akan terjadi masalah besar, akan menimbulkan inflasi dan ke mana-mana,” tuturnya.
Sumber: Realita