WANHEARTNEWS.COM - "BUMN terjungkal hadapi oligarki"... demikian ujar mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu di akun Twitternya @msaid_didu.
Said Didu merespons terkait pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma yang semula dikelola oleh BUMN (PT Angkasa Pura II) beralih ke swasta PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) yang dulunya merupakan anak usaha Lion Group.
Said Didu mengomentari berita dari Koran TEMPO dengan headline "TERDEPAK DARI HALIM".
"PT Angkasa Pura II akhirnya melepas pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma ke tangan PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) setelah keduanya bersengketa selama belasan tahun.
Pengalihan ini dinilai janggal karena ATS belum berstatus badan usaha bandar udara.
Sedangkan Angkasa Pura II masih memiliki hak pengelolaan dari pemerintah. Terima bersih setelah renovasi usai."
Demikian kutipan headline Koran TEMPO, Senin, 25 Juli 2022.
Yang janggal memang pengalihan ini SETELAH PEMERINTAH MENGUCURKAN APBN UNTUK RENOVASI Bandara Halim.
Dikutip dari detikcom, biaya APBN untuk renovasi Bandara Halim mencapai RATUSAN MILIAR.
Plt. Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto menyatakan sejauh ini Kementerian Perhubungan menghabiskan lebih dari Rp 500 miliar untuk mempercantik bandara Halim. Uang sebesar itu digunakan untuk perbaikan runway dan terminal VIP.
"Untuk Halim sendiri ada Rp 500 miliar lebih untuk dua pekerjaan. Runway yang pertama dan kedua perbaikan dan pembangunan terminal VIP," ujar Novie saat dihubungi detikcom, Selasa (24/5/2022).
ENAK BANGET YA...
BUMN terjungkal hadapi oligarki https://t.co/j88HFE53HJ
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) July 25, 2022
ternyata tweet pak said didu benar, ngeri-ngeri. dan disitu ada pangkalan militer yang menjadi salah satu tombak keamanan negara bisa bisa bahaya
— Lek Anas (@an_asku) July 25, 2022