WANHEARTNEWS.COM - Sabtu 9 Juli 2022 menjadi hari paling bersejarah bagi rakyat Sri Lanka dalam beberapa bulan kekacauan politik dan krisis ekonomi yang mendera.
Ribuan pengunjuk rasa di Sri Lanka berhasil menduduki Istana Presiden, Sabtu (9/7/2022) kemarin.
Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akibat krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara tersebut.
Para pengunjuk rasa yang diperkirakan berjumlah ribuan jiwa itu menyalahkan Presiden yang dianggap salah mengurus negara. Negara pulau berpenduduk 22 juta jiwa itu saat ini sedang mengalami kelangkaan devisa yang parah.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada Sabtu 9 Juli 2022, beberapa jam setelah kerumunan pengunjuk rasa yang marah mengejarnya ke kediamannya. Hal itu terjadi ketika berbulan-bulan frustrasi yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Presiden Gotabaya Rajapaksa bahkan harus dikeluarkan dari kediamannya oleh pasukan yang melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah kerumunan orang di luar. Segera setelah mereka menyerbu istana presiden, kantor pinggir laut Rajapaksa di dekatnya juga jatuh ke tangan para pengunjuk rasa.
Pada waktu yang hampir bersamaan, pemimpin Sri Lanka itu dikabarkan naik kapal angkatan laut di pelabuhan Kolombo dan dibawa ke perairan selatan pulau itu, di mana dia memberi tahu bahwa dia akhirnya tunduk pada seruan berbulan-bulan untuk pengunduran dirinya.
"Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli," kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi seperti dikutip dari AFP, Minggu (10/7/2022).
Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. Ketika buzzer tak lagi mampu menutupi korupsi dan kebobrokan ekonomi Srilangka. Rakyat tumpah ke jalan dan menyerbh istana! pic.twitter.com/5Qu79COoDz
— #RepublikDagelan (@panca66) July 9, 2022