Permintaan tersebut, jelas Komaruddin, perlu dilakukan lantaran pihaknya merasa ada suatu upaya tindak pidana pembunuhan yang direncanakan di sepanjang perjalanan menuju Jakarta itu.
"Kami minta karena ada dugaan kecurigaan kita ada dugaan tindak pidana pembunuhan berencana itu dilakukan antara perjalanan Magelang-Jakarta. Nah, kenapa kita curiga, karena ada luka robek di belakang kepala, biasanya kan sopir itu posisi duduknya di kanan depan, ajudan di kiri sebelah depan, dan perwira yang dikawal sebelah kiri paling pinggir (bangku tengah) biasanya seperti itu posisinya kan," kata Komaruddin saat dihubungi Poskota.co.id Minggu, 17 Juli 2022.
Menurut dia, dari bekas luka robek yang terdapat di bagian belakang kepala Brigadir J, menandakan bahwa pelaku penganiayaan terhadap kliennya tersebut melakukan penyerangan dari arah belakang Brigadir J berdiam.
"Nah, kenapa ini ada luka robek di bagian belakang, berarti pelakunya dari belakang, kan gitu. Oleh karena itu, perlu juga diusut juga perjalanan mereka dari Magelang ke Jakarta. Terus usut juga pembicaraan mereka selama perjalanan itu, juga ditelpon harus diusut juga oleh pihak operator," ujar dia.
Komaruddin menambahkan, selain meminta rute perjalanan diusut, pihaknya juga meminta operator seluler dengan didampingi oleh Komnas HAM dan tim Khusus Polri, untuk memeriksa ponsel milik Sambo, istrinya, ajudan lain, serta sang sopir yang mengemudikan mobil pada hari tersebut.
"Kemudian diperiksa juga nomor- nomor Pak Kadiv, kemudian Ibu, dan ajudan-ajudannya, juga sopirnya agar diperiksa semua gitu," ucapnya.
Sebab, ucap dia, kecurigaan lain yang semakin memperkuat dugaan bahwa Brigadir J dihabisi di perjalanan adalah ketika ponsel milik Brigadir J tiba-tiba tak bisa dihubungi oleh pihak keluarga. Padahal, ungkapnya, Brigadir J sempat berkomunikasi dengan sang Ibu sebelum insiden mengerikan itu terjadi.
"Karena kan korban ini sempat telpon sama Ibunya di jam 10 pagi, dia bilang lagi di Magelang. Tapi, pas jam 5 sore, menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan, mayat korban ini ditemukan. Berarti kan, kalau jam 5 sudah ditemukan mayat, sedangkan perjalanan Magelang - Jakarta itu sekitar 7 jam, berarti ada kemungkinan pembantaian itu dilakukan di jalanan," tutur dia.
Sumber: Poskota