WANHEARTNEWS.COM - Peristiwa penembakan istri anggota TNI di Semarang mengundang perhatian publik.
Publik saat ini masih menunggu hasil penyelidikan polisi yang kini sedang memburu para pelaku.
Di sisi lain, publik dibuat heran dengan korban yang tak gentar melawan para penembaknya.
Saat ditembak dari jarak dekat, istri anggota TNI itu masih mampu berjalan dan menyelamatkan sang anak masuk ke dalam rumah.
Ia bahkan mencoba mengadang pelaku yang memutar balik motor untuk melesatkan tembakan kedua
Ia seolah tak takut meski pelaku saat itu memegang senjata api.
Kejadian itu berlangsung di jalan Cemara III nomor 7 RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik. Semarang, Jawa Tengah.
Adapun peristiwa tersebit terekam oleh CCTV yang terpasang di sejumlah sudut jalan.
Adanya rekaman CCTV itu membuat gerak-gerik pelaku sebelum melakukan eksekusi terlihat jelas.
Dan kini, pihak kepolisian mengaku telag mengantongi ciri-ciri para pelaku
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar didampingi Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Honi Hanava sempat menerangkan kronologi kejadian saat menggelar jumpa pers di ruang Rupatama Mapolrestabes Semarang,Rabu (20/7/2022).
Berdasarkan rekaman CCTV korban telah diintai oleh 4 pelaku menggunakan dua sepeda motor Ninja warna hijau dan dan sepeda motor beat.
Kronologi pelaku penembak istri TNI Arhanud berdasarkan rekaman CCTV.
Pengendara sepeda motor Ninja menggunakan Jaket merah, celana jeans, helm hitam, sandal jepit, perawakan tubuh kurus, dan membawa tas selempang biru.
Sementara pembonceng yang merupakan eksekutor penembak mengenakan jaket jumper hitam, helm trail putih hitam, celana jeans, sepatu hitam merah,dan membawa senjata diduga pistol.
"Diduga eksekusi ada komando melalui telepon. Hal ini dilakukan 3 menit sebelum korban berangkat menjemput sekolah," tutur dia.
Kemudian pengendara sepeda motor Beat menggunakan jaket jumper biru, celana hitam, tas biru muda, sepatu hitam, dan helm hitam.
Kemudian pembonceng jumper hitam motif merah, celana hitam, sepatu putih, tas hitam, dan berambut panjang berkuncir.
Menurut Kapolres, pengintaian berdasarkan real time CCTV dilakukan pada pukul 11.35, dimana dua pelaku mendatangi ujung gang dekat pos satpam menggunakan sepeda motor Ninja.
Pada waktu yang sama disusul dua pelaku lainnya menggunakan sepeda motor beat warna hitam.
Kemudian pada pukul 11.38 berdasarkan rekaman CCTV korban keluar rumah menjemput anaknya di sekolah.
Korban saat itu mendapat kabar anaknya sedang kurang sehat.
Tak berselang lama diikuti oleh pelaku yang menggunakan sepeda motor beat.
"Dua pelaku yang melaju dari sisi kanan rumah korban. Selanjutnya pelaku yang merupakan eksekutor juga mengikuti ke sekolah anaknya (korban)," ujarnya.
Menurutnya peristiwa penembakan pertama terjadi setelah korban pulang menjemput anaknya pada pukul 11.47.
Melihat korban masih dapat berdiri setelah ditembak, pelaku memutar balik dan terjadi tembakan kedua.
"Saat itu terjadi perlawanan oleh korban. pelaku pengguna sepeda motor Ninja melarikan diri ke Jalan Cemara Raya. Pelaku pengguna sepeda motor Ninja terekam CCTV melaju di depan Masjid Raya Al-Muhajirin," tutur dia.
Kapolres memastikan pelaku ekseskutor bukan orang yang terlatih.
Hal ini dilihat dari cara pelaku menembak korban saat kejadian.
"Ini bukanlah orang terlatih," imbuhnya.
Kombes Irwan menuturkan pihaknya fokus memberikan informasi kepada masyarakat ciri-ciri pelaku.
Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat memberikan informasi jika mengetahui keberadaan pelaku.
"Kita bersyukur Kota Semarang telah terdapat jaringan CCTV baik terintergrasi dengan pemerintah maupun swadaya masyarakat. Meski telah ada CCTV masyarakat juga dapat berperan aktif dan peka terhadap lingkungan," tandasnya.
Sementara itu, Dandim 0733/BS Kota Semarang Letkol Honi Hanava meminta masyarakat ikut peduli dan membantu memberikan informasi.
Hal ini bertujuan agar kasus tersebut segera terungkap.
"Karena adanya kasus mengganggu dan mengusik keamanan kita bersama. Harapannya jika sudah tertangkap dapat membuat rasa aman," tutur dia.
Terkait keberadaan korban bersama keluargannya saat ini telah dipindahkan ke asrama Yonarhanud agar aman.
Selain itu Pihaknya bersama Polrestabes Semarang dan Pomdam membentuk jadwal piket untuk menjaga korban.
"Hal tersebut dilakukan keamaan korban," tuturnya.
Sumber: wartakota