Hal ini diungkap pengamat politik IPO Ujang Komarudin menanggapi hasil survei terbaru Political Weather Station (PWS).
Dalam survei tersebut Moeldoko berada diurutan ke tiga setalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Parameternya standar ada di elektabilitas. Kalau pak Moeldoko bisa membuktikan elektabilitasnya bagus, terus naik ya bisa jadi potensial (capres)," ujar Ujang saat dihubungi, Senin, 18 Juli.
Namun, lanjut Ujang, jika elektabilitasnya tidak ada atau kecil tentu sulit menjadi capres dan cawapres.
"Oleh karena itu, saya lihat angka standar parameter ukuran capres cawapres bermain di wilayah elektabilitas. Suka tidak suka, senang tidak senang, siapapun dia menteri, ketum partai, atau kepala daerah yang mau jadi capres cawapres standar ukurannya elektabilitas," jelas Ujang.
Meski berpeluang besar di kalangan menteri, kata Ujang, Moeldoko tetap harus mengejar elektabilitas capres yang selama ini masuk dalam tiga besar survei nasional.
"Ke depan potensinya ya tergantung pak Moeldoko bisa bersaing enggak dengan tiga besar yang lain. Misalnya Prabowo, Anies, Ganjar," sambungnya.
Jika Moeldoko berniat maju Pilpres 2024, tambah Ujang, dia harus bisa mendongkrak elektabilitasnya. Sebab, Moeldoko juga punya kendala lantaran bukan kader partai.
"Ya kalau elektabilitasnya naik ya mungkin (berpeluang). Tapi saya lihat agak berat karena pak Moeldoko tak punya partai. Kedua elektabilitas sekarang masih standar jauh dibanding lain. Karena itu, kalau pengen maju ya elektabilitasnya harus bisa bersaing diangka 3 besar," pungkas Ujang.
Sumber: VOI