KURBAN PAPI
Oleh: Felix Siauw
Alhamdulillah, atas izin Allah, sejak tahun 2005, saya senantiasa ber-kurban setiap tahunnya. Termasuk di tahun 2006, ketika saya diberi jatah zakat sebab keuangan yang kacau, saya tetap bisa ber-kurban. Mau tau apa rahasianya?
Karena dikasih uang sama Papi untuk beli hewan kurban.
Berawal dari Papi nanya, berapa sih Lix harga satu kambing? Saya jawab, "Yaa 600 ribu masih dapet lah pi yang kecil", maka itulah kali pertama saya pilih sendiri kambing untuk dipotong di Bogor.
Tahun demi tahun berlalu, sekarang Papi naikin jatah, biasanya 2-3 jatah. Kalau patungan sapi, ya berarti Papi ambil 3 jatah, kalau kambing berarti jadi 3 ekor.
Emang yang bukan Muslim boleh kurban? Ya nggak lah secara fiqih, karena itu saya sampaikan, nanti atas nama Felix atau cucu-cucu aja ya? Papi nggak keberatan tentunya.
Niatnya Papi ya yang di depan mata, berbagi sama orang dengan daging-daging kurban. Menyenangkan orang dapet daging kurban, dan itu menyenangkan dia juga.
Bagi yang Muslim, kita tentu lebih dari itu, kurban bagi kita bukan hanya berhenti sampai menyenangkan orang lain. Bagi kita kurban itu artinya ketaatan, mendahulukan Allah ketimbang apapun.
Itu yang coba disampaikan Allah lewat kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bahkan nyawa anak dan nyawa sendiri dinomorduakan demi Allah. Ketaatan itu yang Allah nilai.
Tahun ini Papi nitip lagi, seperti biasa saya bakal salurkan ke beberapa lembaga yang saya sudah percayai. Yang saya harap, tahun ini hewan kurban saya bisa dipotong di Gaza & Suriah via @sahabatalaqsha. Juga bisa dipotong di pesantren @mahadsyarafulharamain.
Yang lain, mungkin dipotong bareng tetangga, dan dipotong di kampung, diniatkan buat Bapak @ummualila yang wafat beberapa bulan lalu.
Doain ya, semoga besok-besok Papi bukan hanya kurban sebab manusiawi, tapi juga karena taat, doain Papi dimudahkan Allah menjadi Muslim.
(*)