Oleh: Naniek S Deyang (eks wartawan senior)
Melihat tangisan keluarga korban J (polisi yang tewas ditembak) saat memaksa kotak (peti mati) dibuka (viral videonya), saya kok subuh2 dloweran air mata ๐ญ๐ญ
Peti mati tersebut tadinya gak boleh dibuka, namun keluarga memaksa. Namun alangkah terkejutnya keluarga, ternyata bukan timah panas yg beberapa kali menembus tubuh dan menyudahi hidup polisi gagah ini, tetapi di tubuh J juga banyak luka, baik karena benda tumpul maupun sayatan. Kemudian di kuku tangannya seperti bekas terlindas benda keras. Masya Allah nangis aku๐ญ๐ญ. Apakah sebelum dihabisi, disiksa dulu?
Apalagi mendengar tangisan mamanya yang mengatakan bahwa anaknya menderita dari kecil, dan ia ingin menyusul saja anaknya yg meninggal ...."Mama menyusul saja nak ...., "๐ญ๐ญ
Siapapun yang melakukan ini sungguh kejam. Menurut berita yang beredar bahwa J menggoda istri Kadiv Propam dan akan merudapaksa. Tapi ada media lain yang berani menyebut J adalah selingkuhan sang Nyonya.
Entahlah, saya hanya menyorot kelakuan istri2 pembesar yg memang kadang ada yg suka "genit". Saya dulu punya tabloid Femme, yg isinya investigasi terhadap tindakan amoral para pejabat, artis dan sosialita.
Di zaman Pak SBY sampai ada 4 menteri kita "tumbangkan" (karena investigasi Femme), gegara punya simpanan atau bini tidak sah.
Kita juga bisa dan sukses menguak wanita-wanita kaya baik pejabat atau pengusaha yg dengan enteng menghamburkan duitnya utk para "berondong", gegara sang suami terlalu sibuk atau lemah sahwat sehingga tidak bisa memenuhi hasrat seksual sang nyonya.
Ini kehidupan nyata, bahwa menjadi orang "nakal" itu gak hanya domain laki2, perempuan juga banyak yg punya simpanan.
Dulu salah satu tabloid saya oplahnya besar banget, sampai sohib saya Pak Jokowi saat masih jadi Walikota Solo, kalau ketemu saya suka bilang, "saya takut nih sama Femme"....ha ..ha , ngledek saya sebagai pemilik Femme.
Jadi dulu standar jurnalistik pada media saya, punya prinsip "wartawan gak boleh balik kantor kalau belum bawa bukti-bukti aktual dari sebuah rumor". Anak-anak wartawan saya bisa seminggu siang malam 24 jam nongkrongin rumah nara sumber, sehingga yg kita suguhkan ke pembaca benar2 dari investigasi, bukan berita release (pers rilis), penjelasan sepihak, tapi benar2 pembuktian di lapangan.
Gak terhitung artis, sosialita dan pejabat yg kita kuliti. Walhasil dulu Femme menjadi bacaan wajib para ibu2 pajabat dan sosialita ๐๐.
Jadi jujur dalam kasus J, saya sedih dengan hasil liputan media. Sekedar gambaran kantor saya dulu sering dikepung polisi, tentara, jawara, santri dan preman karena berita, dan kita gak takut, bahkan kita bangga karena kita punya bukti. Lha sekarang wartawan cari beritanya kadang hanya di medsos dan nggak ke tempat nara sumber.
Duhhh sory pagi2 jadi curcol gegara kebawa emosi, lihat keluarga yg kehilangan anak lanang/laki2 kesayangan dan kebanggaan yg pulang tinggal raga. Wah kalau saya masih punya media, dua hari juga dah kelar, bagaimana cerita sebenarnya, meski dengan resiko mungkin juga kantor dikepung lagi ...ha ..ha ..
Selamat Kamis pagi, tetap semangat ya meski harga cabai, bawang merah, tomat, dan BBM juga gas terus melambung ....
(fb penulis)
Keluarga Ungkap Kejanggalan Kondisi Jasad Brigadir J: Selain Luka Tembak jg ada luka benda tajam.
— t°Jabar (@tijabar) July 12, 2022
Brigadir Yosua disebut memasuki kamar Kadiv Propam Polri dan melecehkan istri perwira tinggi itu. pic.twitter.com/FEaEVtd2RO
Ayahanda Brigadir J tak percaya dgn keterangan polisi.
— edy bayo regar (@regar_0p0sisi) July 12, 2022
3 buah HP anaknya raib. pic.twitter.com/qigVeMnlTT