Oleh: Naniek S Deyang (eks wartawan senior)
Kasus penembakan brigadir J makin menyiratkan adanya bau berbagai konspirasi yang selama ini bisa jadi melilit oknum perwira tinggi Polri? Bayangkan kalau penembakan atau tembak -menembak seperti klim pak polisi, masak kasus yang sudah berjalan lebih dua minggu ini belum ada yang menjadi tersangka ini kan janggal ya?
Kalau memang benar tersangkanya Bharada E kenapa nggak pernah dimunculkan si penembak Brigadir J itu? Kalau nyonya Kadiv Propam jadi korban pelecehan, kok malah tenggelam juga gak ada sekilas pun wajahnya muncul?
Padahal para petinggi di Kepolisian sudah pada disuruh mundur atau dinonaktifkan. Kalau disuruh mundur, dicopot atau dinonaktifkan berarti terlibat, atau minimal mengatahui yang sesungguhnya dong?
CCTV pun kemudian berbalik lagi ceritanya, yang dulu katanya CCTV di rumah dinas FS mati selama 2 minggu, eh sekarang sudah ditemukan dan hidup dan katanya akan dibuka (sampe sekarang belum diumumkan isi CCTV). Polisi tak hanya mengumumkan menemukan CCTV di rumdin FS hidup, tapi juga katanya menemukan CCTV dalam perjalanan sang Nyonya dan Brigjen J dari Magelang-Jakarta.
Sementara itu keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya, meminta agar polisi melakukan otopsi ulang, karena pada otopsi pertama tidak melalui persetujuan keluarga. Tak hanya minta otopsi ulang, keluarga minta otopsi dilakukan di salah satu dari 3 RS milik TNI, yaitu RSPAD, RSAL atau RS milik AU dan melibatkan dokter-dokter TNI.
Menanggapi permintaan keluarga dimana agar TNI ikut terlibat dalan otopsi ulang brigadir J, Panglima Jenderal Andika Perkasa yang ditemui wartawan, dengan tegas mengatakan, siap membantu mengawasi dan mengirim dokter-dokter ahli forensik milik TNI.
Nah kalau keluarga mempercayai TNI, ini menjadi tantangan bagi Kapolri untuk membuka kasus ini sebenderang mungkin, karena Pak Presiden pun sudah mengultimatum Kapolri.
Di kalangan para petinggi Polri dan TNI beredar kabar terbatas, bahwa ini bukan sekedar kasus asmara, tapi ada masalah yang lebih besar, dimana kalau dibuka maka akan banyak Pati (Perwira Tinggi) di Kepolisian yang ikut tersenggol.
Ayo Pak Kapolri, ini pertaruhan lembaga kepolisian, jadi mohon semua jangan ada yang ditutupi. Siapapun yang terlibat libas pak meski mungkin "kawan2" bapak. Ayo bapak kembalikan marwah kepolisian Indonesia menjadi lembaga yang dipercaya rakyat.
(fb)