Sekelas Menkopolhukam Mahfud MD saja meyakini banyak kejanggalan dalam kasus penembakan Brigadir J di rumah Kadiv Propam.
Jadi wajar kalau masyarakat membuat analisa masing-masing.
Yang sampai pagi ini masih menari-menari juga di benak saya sebagai mantan pemilik media-media dengan konsep investigasi:
1. Pak RT di tempat kejadian mengatakan decoder CCTV di pos masuk perumahan pejabat tinggi Polri itu diganti sehari setelah kejadian. Decoder CCTV itu tempat menyimpan rekaman video CCTV.
Pak RT berani bersuara selain karena dia purnawirawan polisi bintang 2, juga mantan Kapolda di berbagai daerah. Jadi gak bohong dong Pak RT-nya. Keterangan Pak RT ini mustinya jadi kunci penyelidikan. Lantas decoder CCTV lama yang diganti itu ada dimana? Lagian kok ada ya berani-berani mengganti decoder CCTV tanpa sepengetahuan Pak RT?
2. Penggantian decoder CCTV sehari setelah penembakan di pos jaga perumahan, kok ya barengan CCTV di rumah Pak Kadiv Propam yang katanya sudah rusak selama 2 Minggu.
3. Menurut Pak RT yang mantan Kapolda ini, ia dan warga lain juga gak lihat ada ambulance atau keramaian-keramaian di TKP pada hari Jum'at itu atau pada saat kejadian. Dua orang tetangga rumah Kadiv Propam juga mengaku tidak mendengar letusan senjata saat kejadian.
4. Berkait dengan nomer 3, kemarin wartawan CNN dan Detik diintimidasi bahkan hasil rekamaannya dihapus oleh tiga orang berbadan besar. Kemudian tiga orang berambut cepak berpakain sipil itu, meminta wartawan tidak wawancara di area yang lebih luas dari rumah yang disebut-sebut sebagai TKP.
Ini agak aneh, biasanya wartawan gak boleh dekat-dekat dengan TKP kalau liputan, ini malah wartawan disuruh liputan di TKP saja! Gak boleh liputan lebih jauh dari rumah yang jadi TKP. Oh ya wartawan CNN dan Detik mewawancarai tukang taman dan masyarakat sekitar.
5. Dari keterangan Pak RT (no 3) dan intimidasi wartawan yang gak boleh liputan jauh-jauh dari TKP (4) di atas, menimbulkan tanda tanya besar. MUNGKINKAH KEJADIAN PENEMBAKAN BRIGADIR J BUKAN DI RUMAH DINAS KADIV PROPAM, TAPI DI TEMPAT LAIN?
6. Kejadian (penembakan terjadi hari Jum' at), mengapa baru 3 hari, yaitu hari Senin kepolisian jumpa pers? Padahal yang ditembak polisi dan yang menembak polisi? Lha kejadian di masyarakat saja, kalau habis didor langsung tayang.
Sekian dulu sebagian kejanggalan itu, dan seperti Pak Mahfud bilang banyak kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Jadi kalau mau menyelidiki, perlu dibuat tim yang tidak bisa diintervensi siapapun. Apakah ada dan bisa? Kita lihat saja nanti.
(Oleh: Naniek S Deyang)