WANHEARTNEWS.COM - Penjelasan tentang kondisi utang Indonesia yang dipaparkan Rektor Universitas Paramadina, Profesor Didik J. Rachbini membuat Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule.
Penjelasan yang dimaksud adalah saat Profesor Didik menjadi pembicara di acara TV One bertajuk “Resesi Dunia Mengancam, Indonesia Waspada”. Di mana videonya kini beredar luas di jagad media sosial.
Didik menjelaskan bahwa utang Indonesia dan Jepang tidak bisa dibandingkan. Ini lantaran bunga utang Indonesia terlalu besar, sementara bunga utang Jepang terbilang lebih rendah.
Perbandingannya, utang Jepang hanya berbunga 0,2 persen sementara Indonesia mencapai 7 hingga 8 persen. Artinya, jika kedua negara sama-sama berutang Rp 7 ribu triliun, maka Jepang hanya akan membayar bunga utang sebesar Rp 14 triliun dan Indonesia Rp 400 triliun.
Penjelasan tersebut, kata Iwan Sumule, memudahkan masyarakat untuk memahami mengapa tidak sedikit aktivis dan pengamat yang khawatir dengan beban utang pemerintah.
“Nah, ini cara membaca kenapa utang Indonesia sudah mengkhawatirkan dan sangat membebani dan menguras APBN, karena bunga utang Indonesia sangat besar,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/7).
Artinya lagi, Iwan Sumule mengurai bahwa klaim Luhut tentang utang Indonesia produktif juga mulai terbantahkan. Sebab, perhitungan yang diurai Profesor Didik seolah mengamini adanya potensi membayar bunga utang dengan berutang lagi.
“Jadi untuk membayar bunga utang saja mesti membuat utang baru,” tutupnya.
Sumber: RMOL