Hasto kemudian menyebut, PDIP tidak ingin Indonesia seperti kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta yang dinilai tidak sinambung dengan sebelumnya saat dipimpin Jokowi-Ahok.
"Kalau melihat di Jakarta ketika Jokowi-Ahok, kemudian digantikan Anies, tidak ada kesinambungan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (21/7).
Ia mencontohkan, saat era Jokowi-Ahok memimpin DKI Jakarta terdapat banyak pasukan oranye yang semangat membersihkan Jakarta. Sementara saat dipimpin Anies, ia mempertanyakan keberadaan pasukan oranye tersebut.
"Keseharian dulu ada pasukan oranye mereka semangat bersihkan Jakarta sehingga rapi. Ke mana pasukan itu? Suatu hal baik saja nggak bisa dilanjutkan," tuturnya.
"Jakarta dulu ada proses kemajuan yang diletakkan oleh Jokowi, Ahok, Djarot. Kalau tidak ada kesinambungan, kita bisa bayangkan presiden ke depan tidak punya kebijakan senapas dengan Pak Jokowi, ini dicermati PDIP," imbuh Hasto.
Hasto kemudian menegaskan, dirinya tidak bermaksud mengganggu urusan parpol lain dan akan tetap menghormati kerja sama yang dibangun oleh parpol-parpol lainnya.
"Tapi skala prioritas PDIP adalah turun ke bawah, dan Jokowi-Ma'ruf, harus didorong untuk mencapai hasil keberhasilan maksimum. Ada waktunya bagi parpol, apakah ada 2-3 paslon biar nanti dinamika paslon yang menentukan," tandasnya.
Sumber: Kumparan