WANHEARTNEWS.COM - Keberadaan 4 handphone milik Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J hingga kini masih misterius. Meski sebelumnya sempat disebut-sebut hilang, Mabes Polri mengklaim HP itu berada di laboratorium forensik Polri.
Terkait keberadaan HP tersebut, pengacara keluarga, Kamaruddin Simanjuntak sudah melaporkannya secara resmi ke Bareskrim Polri.
Selain laporan dugaan pembunuhan berencana dan kekerasan, juga dilaporkan adanya dugaan perampasan barang.
Kamaruddin Simanjuntak mengatakan 4 nomor HP Brigadir J tidak aktif sejak Jumat 8 Juli 2022 sore pukul 17.00 WIB.
Kamaruddin menyebut 4 nomor tersebut adalah:
1. 082281575***
2. 082372711***
3. 082176469***
4. 082258149***
Keempat nomor itu hingga kini sudah tidak bisa lagi dihubungi. Pihak Mabes Polri menyebut keempat HP milik Brigadir J berada di laboratorium forensik Polri untuk diperiksa.
"Karena itu, saya meminta penyidik cek ke Telkom untuk memeriksa nomor-nomor yang ada itu," ujar Kamaruddin Simanjuntak melalui sebuah video seperti dikutip FIN dari channel Jaya Inspirasi pada Senin, 18 Juli 2022.
Tak hanya itu, Kamaruddin juga mendesak nomor telepon orang-orang yang saat kejadian berada di rumah itu.
Kamaruddin mencurigai apakah tindak pidana dugaan pembunuhan tersebut dilakukan di rumah atau di dalam mobil.
Karena itu, Kamaruddin mendesak penyidik menyita mobil Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
.
Diketahui mobil itulah yang membawa rombongan istri Kadiv Propam Putri Candrawathi dari Magelang ke Jakarta.
Brigadir J juga ikut dalam rombongan tersebut. Ini diketahui dari chatnya bersama keluarganya di Jambi.
Sejak 2 Juli 2022, Brigadir J telah berada di Magelang untuk mengawal keluarga Ferdy Sambo yang sedang mengantarkan anaknya masuk ke sekolah di Magelang.
"Kendaraan yang dibawa dari Magelang ke Jakarta itu harus diperiksa. Apakah meninggalkan bercak darah atau sebagainya. Kendaraan itu secepatnya harus ddisita sebelum terjadi penghilangan barang bukti," paparnya.
Dia juga mendesak penyidik mengecek dan memeriksa tempat alibi Ferdy Sambo yang disebut-sebut pergi tes PCR.
...
"Periksa CCTV Polri, CCTV masyarakat sekitar rumah. Lalu periksa juga CCTV dari Magelang ke Jakarta. Semua itu wajib diperiksa," bebernya.
Sebelumnya, pengacara keluarga Kamaruddin Simanjuntak menyebut Brigadir J diduga disiksa dan dibunuh.
Hal itu diyakini berdasarkan sejumlah luka-luka di tubuh Brigadir J.
"Saya yakin pelakunya bukan hanya 1 orang. Karena ada yang pegang senjata api. Ada yg pakai senjata tajam. Ada yg mengiris-iris. Ada yang memukul. Pasti lebih dari 1 orang," ujar Kamaruddin Simanjuntak melalui sebuah video seperti dikutip FIN dari channel Jaya Inspirasi pada Senin, 18 Juli 2022.
Dia meminta kasus ini diungkap berdasarkan fakta-fakta hukum. Bukan opini maupun informasi sepihak.
"Kalau semua berdasarkan katanya dan katanya, itu bukan fakta hukum," papar Kamarudin.
Diketahui, Kamarudin Simanjuntak sudah datang ke Bareskrim Polri. Dia melaporkan adanya dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
.
Seperti diberitakan, aksi baku tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terus diselidiki.
Informasi yang dihimpun tim penyelidik, insiden penembakan terjadi karena Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J diduga melecehkan istri Ferdy Sambo. Yaitu Putri Candrawathi.
Yosua disebut masuk ke kamar istri Ferdy Sambo dan menodongkan pistol.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan menodongkan senjata,” kata Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Jakarta, Senin 11 Juli 2022.
Melihat kehadiran Brigadir Nopransyah Yosua di dalam kamarnya, istri Ferdy Sambo berteriak histeris. Hutabarat
...
Teriakan istri Ferdy Sambo itu didengar oleh Bharada E yang saat itu berada di lantai 2. Dia pun berlari turun ke lantai 1 dan menuju ke arah kamar pribadi komandannya.
Melihat kedatangan Bharada E, Brigadir Yosua menegurnya. Karena panik, Yosua langsung menodongkan senjata dan menembak Bharada E.
"Dia pun menghindar. Bharada E pun membalas menembak. Tembakannya mengenai sasaran dan menewaskan Brigadir J," papar Ramadhan.
Saat peristiwa itu terjadi, Ferdy Sambo tidak ada di rumah. Dia tengah menjalani tes PCR.
Dari hasil olah TKP, Brigadir Yosua melepaskan tembakan sebanyak 7 kali. Sedangkan Bharada E membalas tembakan 5 kali.
Ferdy Sambo mengetahui peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang berteriak histeris. Mendengar teriakan istrinya, Ferdy Sambo langsung bergegas menuju kediamannya di kawasan Duren Tiga Jakarta Selatan.
"Begitu sampai di rumah Kadiv Propam mendapati Brigadir J sudah dalam kondisi meninggal dunia," tutur Ramadhan.
.
Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Kasus ini ditangani oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan dan Propam Polri.
Ramadhan menyebut Polri telah melakukan olah TKP. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Termasuk istri Kadiv Propam dan Bharada E.
"Berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti di lapangan Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam,” lanjutnya.
Diketahui Brigadir Yosua adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam.
Sementara Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.
Usai kejadian, Bharada E kini diamankan oleh Propam Polri. Namun, belum diketahui apakah yang bersangkutan ditahan atau tidak.
Hingga saat ini Bharada E berstatus terperiksa. Alasannya, karena membela diri untuk menyelamatkan kehormatan istri pimpinannya.
Sumber: fin