WANHEARTNEWS.COM - Bharada E yang disebut-sebut sebagai pelaku penembakan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo, akhir mulai buka suara.
Saat diperiksa oleh Komnas HAM belum lama ini, Bharada E menjelaskan tentang keadaan Brigadir J saat dirinya melakukan penembakan.
Pada saat itu, Brigadir J sudah tersungkur dilantai namun tetap ditembak oleh Bharada E secara beruntun.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik.
Menurut Ahmad saat diperiksa oleh pihaknya, Bharada E mengaku jika melihat Brigadir J tersungkur setelah kena tembakan darinya.
Tragisnya pada saat Brigadir J sudah tersungkur, juniornya tersebut tetap melancarkan tembakan berulang kali.
"Jaraknya bahkan hanya dua meter dari posisi Brigadir J tersungkur tadi. Bharada E tetap melakukan tembakan hingga seniornya itu tewas," kata Ahmad.
Sementara itu, Refly Harun yang tak lain adalah ahli Hukum Tata Negara ikut berkomentar tentang apa yang dilakukan oleh Bharada E.
Refly Harun berpendapat jika Bharada E memang mengincar kepala dari Brigadir J saat baku tembak di rumah dinas Ferdy Sambo itu.
Hal ini juga selaras dengan keterangan dari kuasa hukum keluarga Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak.
"Bila pernyataan ini benar, maka ini sesuai dengan otopsi kedua, berarti Bharada E mengingat kepala saat menembak," ujarnya.
Ia berpendapat bahwa seseorang akan jatuh tersungkur bila peluru yang dilesakkan mengenai kepala.
"Okelah Bharada E tembak dari belakang, tapi ini bukti kalau ada niat membunuh," ucapnya.
Tak hanya itu saja, Refly Harun menilai jika tembakan yang dilesakkan oleh Bharada E sangat mematikan.
"Karena sasarannya kepala belakang Brigadir J. Tapi yang jadi alasan kenapa Bharada E masih melakukan tembakan tambahan," ucapnya.
Ia juga mengaku heran dengan aksi Bharada E di rumah Ferdy Sambo malam itu.
Apalagi aksi yang dilakukan dari jarak yang sangat dekat dan yang ditembak adalah seorang senior.
"Ini tentu memunculkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang klasik adalah kok bisa dia sudah tersungkur, tapi kok ditembak lagi," tuturnya.
"Padahal mereka adalah teman, sama-sama ajudan. Bahkan Brigadir J itu senior dengan pangkat yang lebih tinggi," sambungnya.
Menurut Refly, tindakan Bharada E yang menembak Brigadir J dari jarak dekat ketika sudah tersungkur merupakan tindakan yang aneh.
Pasalnya berdasarkan rilis yang dilakukan Polri pertama kali, Bharada E disebut-sebut hanya membela diri.
"Sebenarnya, kok aneh? Teman sudah tersungkur, padahal tembak-menembaknya itu kan dalam rangka membela diri katanya. Kalau dalam rangka membela diri, kalau sudah tersungkur, ya tidak perlu dipastikan mati. Tapi kalau dengan menembak kepala, berarti ingin memastikan mati," ucap Refly Harun. [Democrazy]