WANHEARTNEWS.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), mengaku kesulitan dalam mengungkap peristiwa penembakan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat oleh Bharada E alias Richard Eliezer di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik mengatakan, CCTV yang berada di rumah Ferdy Sambo tidak berfungsi.
"Saya katakan di TKP itu, menurut mereka informasi mereka, CCTV itu tidak berfungsi. Ini problem besar," ujar Taufan kepada wartawan Selasa (2/8/2022).
Taufan menambahkan, beberapa pihak yang mengatakan bahwa kasus ini mudah terungkap, tidak sejalan dengan bukti yang ditemukan pihaknya di lapangan.
"Jadi orang yang bilang bahwa ini mudah-mudah segala macam anda mau bertumpu pada siapa, kan pada keterangan pelaku," paparnya.
"Bagaimana kita menyimpulkannya kalau kita nggak bisa mendapatkan seluruh bukti-bukti pendukung lainnya yang bisa membantu kita menyimpulkan," tambahnya.
Taufan menyimpulkan, untuk mengungkap kasus penembakan Brigadir J ini, tidak semudah apa yang dibayangkan.
"Jadi tidak mudah, yang bilang mudah dia tidak tahu persoalannya," jelasnya.
Sebelumnya, Tim khusus investigasi telah menemukan rekaman CCTV saat kejadian penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo .
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan, dengan penemuan ini maka penyidikan tim khusus dapat melakukan penyelidikan secara mendalam sehingga dapat mengungkap konstruksi kasus secara jelas.
"Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini. Dan CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai," ujar Dedi, beberapa waktu lalu. [Democrazy]