WANHEARTNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond Junaidi Mahesa, mengaku heran dengan banyaknya personel Polri yang ikut terseret dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Berdasarkan pemaparan terakhir dari Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, sudah ada 97 personel Polri yang diperiksa karena diduga terkait upaya menutupi penyebab kematian Yosua.
"Ini ada apa di institusi sampai yang terlibat sebanyak ini? Ada kesan bahwa ini ada geng-geng di tubuh Polri. Ada kesan bahwa ini suatu kebiasaan yang sudah terjadi untuk saling menutup kasus per kasus. Misalnya, saya selalu diingatkan bagaimana dengan kasus KM50," ujar Desmond ketika berbicara di rapat kerja Komisi III di gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022).
Peristiwa yang menewaskan enam anggota Front Pembela Islam (FPI) itu juga terkesan dikeroyok dan pengusutannya sempat tertutup. "Walaupun dalam proses peradilan yang baik," kata dia.
Desmond menyadari tak bisa menanyakan kasus KM50 kepada Polri kecuali ada novum. Maka, ia memilih tak menanyakan lebih lanjut terkait kasus yang juga jadi sorotan publik pada 2021 lalu.
Di forum itu, Desmond juga bertanya mengapa mantan penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah, bisa diduga ikut terlibat dalam tewasnya Yosua. Menurut informasi, Fahmi diduga sebagai individu yang ikut menyiapkan skenario narasi penyebab kematian Yosua untuk disebarkan ke publik.
"Ini penasihat Kapolri atau penasihat yang bisa dipakai (jasanya) oleh personel Polri yang lain?" tanya politikus dari Partai Gerindra itu.
Kini, Fahmi telah mengundurkan diri usai namanya terseret dalam kematian Yosua. Namun, menurut pengakuan Penasihat Ahli Kapolri yang lain, Hermawan Sulistyo ketika berbicara di stasiun Kompas TV, Fahmi sempat menolak untuk mundur. Ia baru bersedia mundur setelah di dalam rapat didesak oleh penasihat Kapolri lainnya.
Sumber: idntimes