WANHEARTNEWS.COM - Sebelum tewas, Brigadir J sempat menghubungi sang kekasih yakni Vera Simanjuntak, bahkan foto hasil tangkapan layar saat ia melakukan panggilan video telah beredar di media sosial.
Kamarudin Simanjuntak selaku kuasa hukum pihak keluarga, melalui podcast Refly Harun menyampaikan bahwa Brigadir J sempat malakukan puluhan kali panggilan namun tak diangkat Vera.
“Kalau saya total, ada sekitar 23 panggilan tak terjawab,” katanya.
Ia menambahkan jika panggilan dari Brigadir J terhadap Vera sang kekasih itu memiliki durasi waktu yang tidak beraturan.
“Contoh misalnya, 16:00, 16:10, 16:20, sudah 16:20, balik lagi 16:05 misalnya,” ucapnya.
Kuasa hukum pihak keluarga Brigadir J mengataakan jika saat itu miscall yang masuk di HP sang kekasih tidak beraturan namun sekali masuk banyak sekali.
“Diduga Handphone tersebut sudah dikuasai pihak ketiga sampai dengan detik ini,” ujar Kamarudin.
Pihaknnya mengatakan jika sampai saat ini HP Brigadir J tidak ditemukan.
“Ada 3 Handphone dengan 4 nomor, perntanyaannya siapa yang menguasai handphone ini karena Hp ini disuga tergeletak dirumah dinas itu,” jelasnya.
Kamarudin kembali mempertanyakan apakah dalam rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo sembarangan orang bisa masuk sehingga HP Brigadir J hilang.
Tak hanya Hp, Kamarudin juga menyayangkan baju yang dipakai terakhir oleh Brigadir J, hingga kini taka da satu pun orang yang diberi tahu dimana baju tersebut.
Pihak keluarga memiliki keyakinan jika baju yang dipakai terakhir Brigadir J itu bisa membantu mengungkap kejadian sebenarnya.
Ketika Refly memberi keterangan soal warna baju yang terakhir dipakai Brigadir J yaitu warna putih (sesuai dengan informasi yang beredar), Kamarudin langsung membantah.
“Nggak tahulah saya baju apa, klo saya duga, kalo orang pulang kerja dari kedinasan ya tentu dia pake PDH (pakaian dinas harian),” ucapnya.
Hal itu diyakini karena Brigadir J ini merupakan ajudan yang saat itu dalam posisi sedang bekerja.
“Dimana bajunya?, kalua ada bajunya itu pasti kelihatan mengaapa ini (sambil menunjuk bagian bahu) lika terbuka,” katanya.
Tak hanya PDH, namun pihak keluarga juga bertanda tanya dimana sebenarnya kaos kaki, sepatu dan perlengkapan pakaian dinas lainnya milik Brigadir J.
“Jadi kita bukan berasumsi,” jelasnya kepada Refly.
Kayakinan Kamarudin Simanjuntak itu ia lengkapi dengan dokumen yang berisikan berbagai bukti yang saat ini dikantongi pihak keluarga.
Pihak keluarga yakin jika HP milik Brigadir J yang hilang dan juga PDH Bersama perlengkapan lainnya yang hingga kini tak tahu keberadaannya itu, akan membantu memberi petunjuk bukti dalam kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Kamarudin selaku mewakili pihak keluarga yakin jika HP dan PDH milik Brigadir J saat ini dikuasai oleh pihak ke-3 dan diduga sengaja disembunyikan. [Democrazy]