WANHEARTNEWS.COM - Pengacara Hotman Paris Hutapea digandeng perusahaan pengiriman dan logistik, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurit (JNE).
Dilansir TribunWow.com, JNE belakangan ini dituduh melakukan penguburan paket bantuan sosial (bansos) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Untuk membantah hal tersebut, JNE menggandeng Hotman Paris untuk melakukan jumpa pers pada Kamis (4/8/2022).
Undangan jumpa pers pun telah dibagikan Hotman Paris melalui akun Instagram-nya @hotmanparisofficial, Rabu (3/8/2022).
Dalam undangan tersebut, pihak JNE tak segan akan melayangkan somasi kepada pihak-pihak yang melayangkan fitnah.
Sementara itu, dikutip dari Tribunnews.com, Hotman Paris disebut akan memberikan keterangan bersama Presiden Direktur JNE, Mohammad Feriadi Soeprapto.
Kasus penguburan paket beras bansos kini ditangani Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Pihak kepolisian pun telah melakukan peninjauan lokasi tempat penguburan beras bansos pada Rabu (3/8/2022).
Selain polisi, pihak JNE turut serta dalam peninjauan lokasi.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis mengatakan jumlah beras yang dikubur sekira 3,4 ton.
"Yang sekarang ditanam di sini dari hasil sementara kami dapat dari teman-teman JNE 3,4 ton ya," ujar Auliansyah.
"Mungkin teman-teman sudah bisa lihat semua. Kita sudah cek lokasi yang kita lihat memang ada beras yang ditimbun di situ."
"Kita sepakat semua ya bahwa kita sudah cek lokasi, memang ada beras yang ditimbun."
Ridwan Kamil Turut Bereaksi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pengusutan temuan beras bantuan presiden yang ditimbun di Depok, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil mempertanyakan kapan beras tersebut mulai ditengarai mengalami kerusakan.
Hal ini terkait keterangan dari JNE selaku pihak penyalur yang menyatakan beras-beras tersebut telah mengalami kerusakan.
Sebagai informasi, berkarung-karung beras yang ditimbun tersebut merupakan bansos yang disalurkan ke masyarakat saat pandemi Covid-19.
Namun karena ada kerusakan saat pengiriman akibat hujan, pihak JNE terpaksa memusnahkan beras tersebut dengan cara ditimbun di tanah.
"Kan dari pihak JNE sudah melakukan klarifikasi bahwa ada prosedur dalam penyaluran kalau bansos-nya rusak tidak bisa dipakai memang bisa dimusnahkan," ujar Ridwan Kamil dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Rabu (3/8/2022).
"Jenis memunsnahkan kan beda-beda, kalau miras dilindas, kalau narkoba dibakar, mungkin kalau barangnya rusak berupa beras, dikubur."
Meski pihak distributor mengaku sudah mengganti kerugian tersebut, Ridwan Kamil menekankan perlu adanya pembuktian.
Ia lantas meminta agar perkara ini diusut dan dicocokkan dengan prosedur yang berlaku.
"Jika itu terbukti sesuai prosedur, kalau ternyata tidak sesuai prosedur, itu saya rekomen aturan hukum," terang Ridwan Kamil.
"Itu kan anggaran negara, sudah dianggarkan, sudah dibelanjakan, tidak disalurkan."
Untuk itu, Ridwan Kamil menekankan agar pihak berwajib menemukan garis waktu kapan bansos tersebut mengalami kerusakan.
"Saya minta diteliti, apakah barangnya rusak dari awal, atau rusak di perjalanan, atau dirusakkan, kita tidak ada yang tahu," ujar Ridwan Kamil.
"Kalau sudah rusak lalu dimusnahkan saya kira iya, masa dikonsumsi kan. Tapi pertanyaan saya kan tadi, rusaknya di mana? Di awal, di tengah, atau di akhir?"
Terkait hal ini, Badan Urusan Logistik (Bulog) menekankan bahwa tak ada beras yang rusak dari pihaknya.
Pasalnya, saat hendak disalurkan, sudah ada tim pengawas dan pengecekan langsung dari menteri PMK dan menteri sosial.
Sumber: Tribun