WANHEAERTNEWS.COM - Kebohongan itu akhirnya terbongkar, serapat-rapatnya menyimpan bangkai akhirnya bakal tercium juga. Itu yang terjadi pada cerita ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’
Kebohongan cerita ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’ itu akhirnya terbantahkan, berganti cerita menjadi ‘Polisi Menembaki Polisi’, setelah Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengumumkan para tersangka Selasa malam kemarin (09/08).
Dari awal, kasus ini ibarat permainan Puzzle yang terlihat berantakan tidak tersusun dengan rapi, walaupun sudah disusun rapih sedemikian rupa, tetap saja banyak bolong di sana sini sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan.
Cerita dagelan adu tembak menembak polisi ini berawal diumumkannya kematian polisi Brigadir J pada tanggal 11 Juli lalu, setelah tiga hari dari kematian Brigadir J pada tanggal 08 Juli.
Sebagaimana disampaikan Karo Penmas Mabes Polri, berikut petikan pernyataan Karo Penmas tanggal 11 Juli lalu.
“Dari atas tangga kurang lebih 10 meter Bertanya ada apa, namun direspon dengan tembakan yang dilakukan J. Akibat tembakan itu terjadilah aksi tembak menembak yang menyebabkan J tewas. Tembakan itu sebanyak 7 kali dilepaskan Brigadir J dan E melepaskan 5 tembakan,” kata Karo Penmas di Mabes Polri.
Berita peryataan Karo Penmas Mabes Polri : Pemicu Baku Tembak di Kamar Istri Kadiv Propam, Brigadir Yosua 7 Kali Tembakan, Bharada E Lima Tembakan
Awalnya, skenario disusun terjadi tembak menembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri. Padahal tidak ada tembak menembak, yang ada polisi ditembaki oleh polisi secara sadis.
Cerita berlanjut, bahwa polisi yang meninggal dunia akibat masuk ke kamar majikannya melakukan perbuatan ‘pelecehan’. Sehingga mematik reaksi keinginan tahuan publik lebih dalam, karena merasa janggal.
“Masuk kamar pribadi Kadiv Propam. Di kamar saat itu ada istri Kadiv Propam sedang istirahat. Kemudian J juga melakukan tindakan pelecehan,” kata kata Karo Penmas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7/2022).
Publik tidak menelan mentah-mentah percaya begitu saja atas pernyataan awal kepolisian tersebut, malah semakin penasaran dan semakin besar keingintahuannya.
Termasuk para jajaran redaksi dan redaktur di pojoksatu.id, ibarat permainan puzzle masih terlalu banyak yang bolong-bolong susunan puzzlenya sehingga harus dicari agar menjadi utuh.
Selain disampaikan oleh Karo Penmas, ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’ juga disampaikan oleh Kapolres Jakarta Selatan.
“Hasil olah TKP kita temukan baik senjata maupun selongsong maupun proyektil,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto dalam konfrensi persnya, Selasa (12/7/2022).
Berita pernyataan Kapolres Jakarta Selatan : Hasil Olah TKP Lanjutan Polres Jaksel di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Ada Bercak Darah di Tembok Tangga Menuju Lantai Dua
Namun tetap publik masih tidak bergeming, karena publik menilai ada kejanggalan dalam cerita ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’ tersebut.
Untuk memperkuat skenario, akhirnya ada lagi pernyataan dari Komisioner Kompolnas, yang meyakinkan publik bahwa kejadiannya terjadi baku tembak karena dugaan pelecehan seksual.
“Kami menduga pemicu kasus ini adalah terjadinya pelecehan dan ancaman kekerasan todongan pistol oleh Brigadir J kepada istri Kadiv Propam selaku korban,” kata Poengky Indarty saat dihubungi, Selasa (12/7/2022).
Pernyataan kompolnas : Kompolnas Enggan Berspekulasi Ada ‘Cinta Segitiga’ di Balik Penembakan Ajudan Kadiv Propam
Cerita terus berlanjut, bahkan Ketua Komisi III DPR RI sampai melakukan konferensi pers, membuat pernyataan tidak setuju bila Ferdy Sambo dinonaktifkan.
Sehingga muncul pertanyaan di publik dan juga para jurnalis, ada hubungan apa ketua komisi III DPR RI dengan Kadiv Propam Polri?
“Jadi untuk penonaktifkan Ferdy Sambo terlalu jauh,” kata Bambang Wuryanto, ketua komisi III DPR RI, kepada wartawan dalam konferensi pers di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Pernyataan ketua komisi III DPR RI : Nah Loh ! Tiba-tiba Komisi III DPR Tak Setuju Jika Ferdy Sambo Dinonaktifkan, Ada Apa?
Kemudian cerita berlanjut, bahkan Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI), juga membela Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
“Namun dalam konstruksi hukum Pak Ferdy Sambo tidak berada dalam pusaran kasus saling tembak,” kata Yudi Syamhudi Suyuti saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).
Pernyataan JAKI : Baku Tembak Sesama Polisi, Aktivis Kemanusiaan Ini Ungkap Fakta Mengejutkan Sosok Irjen Ferdy Sambo, Lah Kok ?
Pada akhirnya, seluruh skenario kebohongan ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’ yang sudah disampaikan kepada publik, termentahkan oleh pernyataan Kapolri yang didampingi oleh 7 Jendral.
“Tidak ditemukan aksi tembak menembak dalam kasus Brigadir J,” kata Listyo Sigit Prabowo, dalam konferensi pers Selasa malam (09/08).
Akhirnya kebohongan dengan ‘Dagelan Adu Tembak Menembak Sesama Polisi’ terbongkar, walaupun seorang jendral sekalipun penyusun skenarionya ketika Tuhan tidak berkehendak, maka cerita kebohongan itu akhirnya terbongkar.
Namun, susunan fuzzle itu masih belum lengkap seutuhnya karena kemungkinan ada potongan-potongan cerita lainnya yang akan terungkap.
Terutama potongan fuzzle ‘Motif’ pembunuhan berencana itu sementara ini masih menjadi misteri, hanya Ferdy Sambo dan almarhum Brigadir J yang mengetahui motif sesungguhnya.
Sumber: pojoksatu