WANHEARTNEWS.COM - Rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, terutama Pertalite dikritik Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH).
Ketua Umum PP HIMMAH, Abdul Razak Nasution mengatakan, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kebijakan menaikkan harga BBM terutama pertalite walaupun harga minyak dunia naik 3 persen.
Sebelum memutuskan, Razak meminta pemerintah mendengarkan suara dari rakyat kecil. Sebab, efek dari kenaikan harga BBM ini yang harus dilihat.
Alasannya, kebijakan itu pasti berpengaruh terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lainnya.
"Siapa yang mendapatkan dampak paling berat, pasti masyarakat kecil," ujar Razak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/8).
Menurut Razak, dampak kenaikan BBM yang membuat harga Sembako melejit juga akan membuat masyarakat frustrasi.
Dampak jangka panjangnya, bisa membuat tensi masyarakat naik. Apalagi, ekonomi belum sepenuhnya pulih paskapandemi Covid-19.
Fakta itu, kata Razak, seharusnya menjadi pertimbangan yang serius bagi pemerintah sebelum mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM.
Fakta ekonomi lainnya, kata Razak, korban PHK masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan pengganti, dan masih banyak juga yang belum memiliki penghasilan
“Daya beli dan ekonomi kita baru mulai lagi setelah dilanda pandemi hampir dua tahun. Masyarakat kita ini masih berjuang memperbaiki perekonomian keluarga,” jelas Razak.
Sumber: RMOL