WANHEARTNEWS.COM - Rencana Pemerintah untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite pekan depan dipandang sebagai upaya mengurangi potensi terkurasnya APBN dengan lebih cepat. Mengingat kas negara belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus menuturkan, jika pemerintah menaikkan harga Pertalite, hanya ingin mengurangi potensi banyaknya APBN yang terkuras untuk menahan harga supaya tetap di bawah.
"Karena apa? Karena tidak menaikkan, kas negara jebol. Pertaminanya ambruk. Karena sekarang dengann subsidi saja itu masih jauh dari keekonomian. Biaya produksi masih jauh lebih besar. Jadi di situ tidak ada Pertamina cari untung, kalau menurut saya karena itu penugasan,” kata Deddy, Jumat (19/8).
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini menyarankan Pertalite yang disubsidi harusnya diperuntukkan bagi rakyat kecil yang membutuhkan, seperti nelayan dan petani.
"Petani yang butuh traktor untuk bercocok tanam. Pekebun yang butuh truk untuk mengeruk hasil panennya, itu yang disarankan subsidi energi itu kalau menurut saya,” imbuhnya.
Lanjut Deddy, banyak negara lain yang tidak melakukan subsidi BBM seperti yang dilakukan Indonesia.
“Saya kira tidak banyak negara di dunia ini yang masih mempertahankan pola subsidi seperti negara kita sekarang, karena itu tidak berkelanjutan tidak adil dan merusak kemampuan keungan negara untuk membuat program-program yang bisa langsung dinikmati rakyat,” tutupnya.
Sumber: RMOL