WANHEARTNNEWS.COM - Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2 Agustus lalu menjadi tantangan besar bagi Xi Jinping yang tengah berusaha mengamankan masa jabatan ketiganya, atau bahkan masa jabatan seumur hidupnya sebagai Presiden Republik Rakyat China.
Tanggapan Xi atas kunjungan tersebut dan menangani hubungan antara China dan AS diyakini akan sangat menentukan kekuasaannya yang seharusnya berakhir pada tahun depan.
Itu juga yang diyakini oleh penulis senior di Nikkei Asia, Katsuji Nakazawa.
Dalam analisanya, Katsuji juga menyoroti akan digelarnya pertemuan Beidaihe tahunan di Provinsi Hebei, China pada pekan ini. Itu adalah pertemuan antara para pemimpin dan tetua dari Partai Komunis China (PKC) untuk membahas berbagai masalah. Pertemuan dilakukan secara informal dan tertutup.
Di antara para tokoh negara yang akan ditemui Xi, ia juga akan bertemu dengan mantan Presiden China Jiang Zemin.
Selama masa jabatannya 25 tahun yang lalu, Jiang menghadapi hal serupa seperti Xi, di mana DPR AS Newt Gingrich melakukan perjalanan ke Taiwan. Jiang dengan cekatan menangani Gingrich, dan hubungan antara China dengan AS dalam masa jabatannya tumbuh secara signifikan.
"Cara Xi mengelola situasi pasti akan dibandingkan dengan Jiang," kata Katsuji.
Menurut Katsuji, Xi telah melakukan berbagai upaya untuk melampaui Jiang dan pendahulunya, Hu Jintao, sepanjang masa kepresidenannya sejak 2013. Xi dapat dengan cekatan menyeimbangkan politik internal, hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat, dan perselisihan Taiwan.
"Jika China berhasil melobi atau memberikan tekanan dan mencegah perjalanan Pelosi, Xi mungkin akan memenangkan kepercayaan dalam pertemuan Beidaihe mendatang," ujar Katsuji.
Kendati begitu, ia menekankan, Xi menghadapi kesulitan untuk menangani hubungan antara China dan AS, yang sebelumnya erat di masa pemerintahan Jiang.
Hubungan dengan AS memang telah menjadi faktor penting yang mempengaruhi politik dalam negeri China. Beijing juga kemungkinan akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah lebih banyak kunjungan pejabat AS ke Taiwan.
Setelah menjabat dua periode sebagai Presiden China, langkah Xi untuk melanggengkan kekuasaannya semakin mulus. Pada 2018, terjadi penghapusan aturan pembatasan jabatan presiden dua periode. Kemudian muncul resolusi PKC yang disebut-sebut membuka jalan Xi menjadi "presiden seumur hidup".
Sumber: rmol