WANHEARTNEWS.COM - Skema konsursium 303 beredar luas di masyarakat, bahkan juga tersiar kabar bahwa terdapat uang hingga Rp 900 miliar yang disita oleh kepolisian dari bunker rumah Ferdy Sambo.
Terkait dengan skema konsorsium 303 yang beredar, Rocky Gerung mempertanyakan apakah Sambo sekuat itu untuk dapat mengatur semua aparat sampai kebawah.
“Jika Sambo sekuat itu, Sambo menggunakan mekanisme seperti apa, apakah mekanisme pelaporan atau sekedar mekanisme uang. Apakah komando itu berimpit dengan ketebalan amlop,” tambah Rocky.
Rocky mengatakan bahwa hal ini dapat dilihat dari sisi positifnya di mana dengan beredarnya skema konsorsium 303 di mana masyarakat ingin pihak kepolisian melakukan proses mitigasi di tubuh Polri.
Untuk itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus segera menklarifikasi apa itu skema konsorsium 303, hal ini sangat berbahaya karena banyak nama yang tersapat di dalamnya.
Dengan memberikan penjelasan, maka kita bisa memisahkan antara kriminalnya Sambo serta adanya Sambo dalam skema konsorsium 303.
“Kapolri harus menjelaskan tentang hal ini sebelum isu tersebut menyerang dan mengatakan bahwa Kapolri memang lemah dan tidak dapat menangani hal tersebut,” jelas Rocky.
Pihak IPW juga sebelumnya mengomentari perihal beredarnya konsorsium 303 yang libatkan Ferdy Sambo di dalamnya serta jajaran anggota kepolisian.
Menurut Indonesia Police Watch (IPW) terdapat kelompok lain yang mencoba mengambil alih kekuasaan saat terdapat permasalahan pada Ferdy Sambo.
Sugeng Teguh Santoso selaku ketua dari IPW menjelaskan tentang jaringan judi online yang tersebar di masyarakat yang disebut konsorsium 303, meskipun tak jelas asalnya dari mana, namun terlihat ini merupakan jaringan yang sistimatis.
Sugeng menjelaskan bahwa bagan jaringan yang tersebar di masyarakat tersebut sepeprti model yang dibuat oleh Polisi dalam melakukan pemaparan sebuah kasus.
“Dokumen tersebut dibuat ‘lawan’ Ferdy Sambo di internal, mereka ingin menggusur Sambo dengan kelompoknya dengan cara penggalangan suara publik,” tabah Sugeng.
“Ini seperti melakukan sebuah akuisisi, di mana Sambo sedang dalam posisi lemah dan mereka ingin melakukan pengambil alihan posisi,” paparnya.
Terkait dengan geng mafia Ferdy Sambo yang berada dalam tubuh Polri, Sugeng mengatakan bahwa mereka terlihat memberikan perlawanan dalam pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J.
Sugeng mengungkapkan bahwa berbagai cara dilakukan oleh kelompk atau geng ini dalam menghalangi pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J.
Mereka bergerak dengan sistematis di mana ada melakukan pelobian, merusak TKP, menyebarkan berita bohong, menghilangkan barang bukti serta menyebarkan dana.
“Ini kerjanya lengkap bahkan mungkin adanya perlawanan-perlawanan di kemudian selanjutnya,” terang Sugeng.
Sumber: disway