WANHEARTNEWS.COM - Pasca penembakan Brigadir Yosua atau Brigadir J di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022), keberadaan Bharada E si penembak seolah menjadi teka-teki. Bharada E atau Richard Eliezer tampak tak terlihat batang hidungnya hingga menerima panggilan Komnas HAM untuk pemeriksaan pada Selasa (26/7/2022).
Seolah Hilang Ditelan Bumi, Terungkap Keberadaan Bharada E Pasca Penembakan Brigadir J, Ternyata Dia Bertugas Seperti Biasa di…
Soal teka-teki terkait keberadaan Bharada E, akhrinya Mabes Polri buka suara. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menuturkan Bharada E kini masih menjalankan tugas seperti biasa di Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob).
Diketahui saat ini Bharada E sebagai berstatus saksi dalam baku tembak sesama polisi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo.
"(Ditarik ke Mako Brimob,red) karena statusnya masih jadi saksi," ungkap Irjen Dedi seusai dikonfirmasi, Minggu (31/7/2022).
Sebelumnya, keberadaan Bharada E sebelumnya kerap dipertanyakan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
Dia mengatakan pihak keluarga ingin mengetahui keberadaan Bharada E yang diduga menjadi pembunuh Brigadir J.
"Siapa itu Bharada E dan di mana dia? Itu tidak pernah diungkap sehingga kasus ini janggal," kata dia, beberapa waktu lalu.
Adapun kabar keberadaan Bharada E kali pertama diketahui dari Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo. Menurut Hasto, pihaknya ingin memanggil Bharada E dan istri Irjen Ferdy Sambo untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J.
"Pengacaranya Bu Putri (istri Sambo) melayangkan surat belum bisa memberikan keterangan. Nah, Bharada E tidak datang, tapi yang hadir malah dari Mako (Brimob)," jelas Hasto
Brigadir J Ngaku Diancam Oleh ´Skuad Lama´ Sebelum Tewas di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Kamaruddin menyampaikan bahwa melalui panggilan video dengan Vera Simanjuntak, Brigadir J menangis karena dirinya tak lama lagi akan meninggal karena dibunuh oleh sosok yang disebutnya kurang ajar.
¨Alm pamitan dan memohon maaf serta meminta mencari pria lain sebagai pengganti dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa dia akan pergi untuk selamanya, karena akan dibunuh oleh para squad lama yang pada kurang ajar"," tulis Kamarudin Simanjuntak melalui akun Facebook pribadinya.
Lalu, Kamaruddin menyebutkan bahwa skuad lama yang dimaksud Brigadir J adalah sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo. Ia lalu mengungkapkan bahwa sosok Brigadir J adalah di antara foto-foto.
¨Siapa yang akan membunuh, skuad lama. Siapa itu? Ada di antara foto-foto itu," ungkap Kamaruddin.
Namun, belum diketahui pasti foto yang dimaksud oleh kuasa hukum Brigadir J tersebut.
Arman Hanis selaku pengacara Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo mengungkapkan bahwa sosok yang disebut Brigadir J sebagai ´skuad lama´ adalah sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo. Namun, menurutnya sosok skuad lama itu sangatlah dekat dengan Brigadir J.
Sosok yang dimaksud Arman Hanis ialah Brigadir D, namun menurutnya hubungan Brigadir D dan Brigadir J adalah sahabat yang selalu menjadi tempat bercerita sehingga menurutnya tidak mungkin.
¨Itu mungkin Brigadir D yang paling dekat sama dia (Brigadir J), Bagaimana caranya Brigadir D yang mau ancam. Kan seangkatan atau apa, pokoknya yang paling dekat dengan dia (Brigadir J) kan Brigadir D,” ujarnya Arman yang dikutip dari VIVA, pada Rabu (30/7/2022).
Arman juga menyebutkan sosok Brigadir J sangat dipercaya oleh keluarga Irjen Sambo dan diberi tanggungjawab untuk mengelola keuangan. Hal tersebut juga disampaikan dan diakui oleh keluarga Brigadir J.
“Pertanyaan saya, siapakah yang berani ancam Josua? Kan kata keluarganya sendiri, Josua diberikan tanggungjawab keuangan oleh Pak FS (Ferdy Sambo) kan. Pernah kan berita gitu? Teman-teman di situ Adc (ajudan) anggap dia (Brigadir J) kepala rumah tangga (karumga). Berarti kan, siapa yang berani mau ancam dia,” jelasnya.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan asisten rumah tangga (ART) yang jagain rumah singgah atau tempat yang disebut terjadinya Insiden tersebut juga meminta Brigadir J untuk memperbaiki kamera CCTV. Atas dasar itu, Arman pun heran jika tuduhan Brigadir D mau mengancam Brigadir J.
“Enggak mungkin dia dianggap oleh Brigadir D. Dia kepala rumah tangga gimana mau diancam. ART yang jaga TKP atau rumah singgah itu, kalau mau perbaiki CCTV itu lapor k Josua,” ungkapnya.
Penemuan Sejumlah Kejanggalan Dari Hasil Autopsi Ulang Brigadir J
Kuasa hukum Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan temuan baru hasil autopsi ulang pada jasad Brigadir J. Berdasarkan catatan dokter perwakilan keluarga, Kamaruddin menyebut bahwa otak dari Brigadir J tidak ditemukan di dalam kepala. Selain itu terlihat pula, bekas tembakan pada bagian belakang kepala yang tembus hingga ke hidung.
“Berdasarkan hasil autopsi yang kedua, kita menempatkan dua orang tenaga kesehatan: satu dokter (Martina Aritonang) satu lagi magister kesehatan (Herlina Lubis) untuk mewakili keluarga dan atau penasehat hukum. Jadi apa yang mereka catat itu sudah hasil kerja sama dengan dokter-dokter forensik, misalnya dibuka kepala gitu ya, pertama tidak ditemukan otaknya. Yang ditemukan adalah ada semacam retak enam di dalam kepala itu," ungkap Kamaruddin dalam akun Youtube Refly Harun yang diunggah pada Jumat, (29/7/2022).
Berikutnya tim dokter keluarga bersama para dokter forensik memeriksa bagian belakang kepala Brigadir J. Ternyata ditemukan bekas luka yang dilem, saat lem itu dibuka terdapat lubang.
"Lubangnya disonde itu ditusuk pakai seperti sumpit itu ada alatnya disonde ke arah mata, mentok. Tapi begitu disonde ke arah hidung ternyata tembus ya. Itulah mengapa adanya jahitan yang sebelumnya difoto ketika Berulang kali saya berikan kepada media itu bekas lubang peluru yang ditembak dari belakang kepala dengan posisi agak tegak lurus gitu," beber Kamaruddin.
Berdasarkan temuan tersebut, Kamaruddin menilai pernyataan kepolisian soal peristiwa tembak-menembak yang menewaskan Brigadir J dengan demikian terbantahkan. Sebab bila dikatakan tembak-menembak tentu keduanya saling berhadapan dan tidak mungkin ditemukan luka di bagian belakang kepala.
"Inilah salah satu bukti yang membantah penjelasan Karopenmas Polri bahwa (tewasnya Brigadir J) akibat tembak-menembak dari atas ke bawah. Kalau tembak-menembak itu kan saling berhadapan. Jadi artinya tembakan itu tegak lurus dari belakang ke hidung. Makanya waktu itu hidungnya ada jahitan," tegasnya.
Kamaruddin memastikan apa yang menjadi temuan dari hasil autopsi ulang itu telah dicatat dalam bentuk akta notaris untuk mengamankan kebenaran fakta.
"Ini dokter yang menyatakan. Jadi dokter forensik bersama-sama dengan dokter yang mewakili kita, ya Jadi mereka menceritakan ini ditembak dari belakang," katanya.
Diketahui, Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) tewas dalam baku tembak dengan rekannya sendiri sesama anggota Polri yaitu Bharada E yang terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022), pukul 17.00 WIB.
Saat insiden terjadi, Irjen Ferdy Sambo disebut sedang melakukan tes PCR di luar rumah. Ternyata melalui rekaman CCTV, saat itu Sambo sedang berada di rumah utama miliknya yang berlokasi di Umah Saguling dan hanya berjarak 500 meter dari TKP penembakan Brigadir J.
Sumber: tvone