WANHEARTNEWS.COM - Kekejaman dan diskriminasi Israel masih dirasakan warga sipil Palestina.
Bahkan, pihak berwenang Israel beberapa waktu lalu menutup semua penyeberangan ke Jalur Gaza, memutus akses untuk truk bahan bakar yang memasok satu-satunya pembangkit listrik di wilayah yang terkepung di Gaza.
Blokade Zionis Israel ini memiliki dampak serius pada standar hidup bagi penduduk Gaza yang miskin.
Lantas, mengapa negara-negara Arab tidak membantu Palestina?
Padahal sejarah mencatat, negara-negara Arab pernah memerangi Israel dalam Perang Enam Hari yang terjadi pada 5-10 Juni 1967.
Tiga negara Arab yang terlibat dalam Perang Enam Hari adalah Mesir, Yordania, dan Suriah.
Perang singkat yang memakan banyak nyawa ini terjadi akibat gesekan diplomatik dan pertempuran kecil antara Israel dan negara tetangganya selama bertahun-tahun.
Perang Enam Hari berakhir setelah PBB turun tangan dan dengan kemenangan dari pihak Zionis Israel.
Dikutip dari laman Besa Center, negara-negara Arab tidak lagi menjadi kesatuan yang menentang Israel.
Saat ini, negara Arab tidak lagi menganggap Israel sebagai masalah yang mendesak.
Bagi mereka, konflik Palestina-Israel bukan ancaman eksistensial bagi siapa pun.
Jadi, anggapan mengenai negara-negara Arab takut terhadap Israel sebenarnya kurang tepat.
Mereka bukanlah takut, hanya saja negara-negara ini memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
Selain itu, ada juga aspek historis yang mendasarinya seperti dukungan Yasser Arafat kepada Saddam Hussein ketika perang melawan Kuwait pada 1990, hingga marahnya Arab Saudi karena Palestina dituding melanggar Perjanjian Makkah Februari 2007 terkait Hamas dan Fatah.
Dikutip dari NY Times, negara-negara Arab memanglah mengutuk tindakan Israel atas Palestina.
Hanya saja, mereka tidak pernah mengambil langkah konkret sebagai bentuk penyelesaiannya.
Justru, sebagian negara di kawasan tersebut mulai menormalkan hubungan dengan Israel.
Sebut saja seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, hingga Maroko.
Mereka beralasan bahwa perbaikan hubungan ini nantinya bisa mendamaikan Palestina dengan jalur diplomasi.
Faktanya, konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga kini dan terus memakan korban jiwa yang tidak terelakan. [Democrazy]