WANHEARTNEWS.COM - Ustadz Abdul Somad (UAS) memiliki idola seorang tokoh yang tak banyak dikenal publik. Tokoh idolanya itu jadi inspirasi UAS dalam memperjuangkan agama Allah.
“Idola saya setelah Rasulullah adalah Umar Mukhtar,” kata UAS kepada LANGIT7.ID, beberapa waktu lalu.
UAS menyebut terinspirasi dari sosok Umar Mukhtar, ulama sufi yang dikenal sebagai singa padang pasir dari Libya. Umar Mukhtar, kata dia, patut dijadikan contoh karena hidup pada era modern, sehingga masih terasa dekat.
Ada satu dialog Umar Mukhtar dengan pendiri Partai Fasis Nasional di Italia, Benito Mussolini, yang selalu menjadi inspirasi UAS. Saat ditangkap, Mussolini penasaran dengan keberanian Umar Mukhtar.
Padahal, kata UAS, tentara Italia kala itu sudah memiliki perlengkapan militer yang sangat mumpuni. Mulai dari tentara terlatih hingga alutsista modern. Sementara, Umar Mukhtar melawan kolonial hanya menggunakan kuda.
“Kata Umar Mukhtar, ‘Tuhan saya menyuruh saya melakukan ini. Adapun hasilnya, dia akan memberi’. Dia seorang sufi, tidak meninggalkan jihad, dan hidup di zaman modern,” ujar UAS.
Nama Umar Mukhtar memang melegenda di kalangan umat Islam Libya. Bahkan, sejarah mencatatnya sebagai pejuang pemberani yang melawan penindasan kaum kolonial Italia.
Kepiawaian Umar Mukhtar memimpin pasukan membuat tentara Italia kewalahan menguasai Pantai Tripoli Libya, yang secara de jure telah diserahkan Turki Utsmani melalui perjanjian bernama Lausanne kepada pemerintah Italia.
Melalui strategi Umar Mukhtar, tentara Italia dipukul mundur, sehingga mengalami beberapa kali kekalahan yang sangat memalukan di mata dunia. Perang antara Libya-Italia disebut tak sebanding. Bahkan muncul istilah, perang itu ibarat perang Daud melawan Jalut.
Italia seperti Jalut dengan senjata canggih. Sementara, para mujahid Libya seperti Daud dengan senjata seadanya. Belum lagi diukur dari jumlah pasukan. Sama sekali tidak sebanding. Namun, serdadu Italia kewalahan, sehingga mereka menjuluki Umar Mukhtar sebagai Singa Padang Pasir.
Majalah internasional Arab Affair menulis, sepak terjang anggota Tarekat Sanusiyah yang perkasa itu. Bagi tentara Italia yang jauh lebih kuat dibandingkan persenjataan para pejuang Libya barangkali hanya sekelompok orang yang bersenjata tidak berarti
Namun, di bawah pimpinan Umar Mukhtar, para pejuang itu membuat Italia berperang tanpa akhir di padang pasir. Mereka datang bagai burung ababil yang membuat tentara Abrahah porak-poranda saat menyerang kakbah.
Akan tetapi, setangguh apapun pasukan yang dipimpin Umar Mukhtar, akhirnya mereka dipaksa mengakui kecanggihan peralatan tempur para penjajah. Dalam buku Orang-orang Muslim Berjasa Besar Pada Dunia disebutkan, Umar tertangkap di Padang Koufra.
Pemerintah Italia menjatuhkan hukuman mati bagi sang pejuang. Umar dihukum dan syahid di atas tiang gantung dengan disaksikan ratusan pengikutnya pada 1932.
Sumber: langit7