WANHEARTNEWS.COM - Dengan menaikkan harga BBM, Jokowi telah melukai nurani rakyat, melukai rasa keadilan, menggerus kepercayaan masyarakat dan mengesampingkan aspirasi rakyat. Naiknya harga energi itu hampir pasti menimbulkan perlawanan mahasiswa dan civil society, dimana resistensi itu bakal menguat dan berkelanjutan. Bahkan, kalau tak hati hati dan tak mawas diri, bisa saja Jokowi tumbang jika krisis ekonomi-politik meletus karena dipicu oleh inflasi dan naiknya harga-harga. Demikian prediksi dan peringatan peneliti dan akademisi Universitas Paramadina Herdi Sahrasad yang juga anggota Indemo dan presidium Populis (Poros Perduli Indonesia), kepada wartawan di Jakarta, Sabtu sore.
''Jika terjadi gejolak eksternal dan perubahan geopolitik , maka peluang Jokowi untuk bertahan di istana negara mungkin makin menipis karena sudah kehilangan kepercayaan rakyat,''katanya
Menurutnya, Mahasiswa dan civil society tahu bahwa Jokowi dikepung kartel dan pemburu rente serta elite bercokol. Akibatnya yang menikmati kekuasaan bahkan kesejahteraan hanya Oligarki, Jokowi dan mereka yang “menyandera dan mengelilinginya”. Sementara rakyat banyak makin susah, nelangsa, miskin dan menjadi korban pembangunan yang sangat kapitalis. ''Saya khawatir Jokowi sedang menggali kuburnya sendiri,'' imbuhnya.
'' Rakyat yang menjadi korban relatif jauh lebih banyak dibandingkan dengan para elite bercokol, penguasa dan kartel dimana Jokowi menjadi bagian dari oligarki tadi,'' ujarnya
Mengapa Jokow ditengarai bisa jatuh ? ''Karena Jokowi gagal dalam ekonomi yang berkeadilan dan gagal mewujudkan Trisakti maupun gagal dalam revolusi mental. Terutama akibat Presiden ke-7 RI ini gagal memenuhi hampir semua atau sebagian besar janji-janjinya di masa kampanye,'' kata Sahrasad. (sumber2/kf)