WANHEARTNEWS.COM - Keamanan siber Indonesia lagi-lagi dirundung masalah. Terbaru, beredar viral di media sosial (medsos) informasi bocornya data pribadi Presiden Joko Widodo yang dilabeli rahasia, dan dokumennya dipegang Badan Intelijen Negara (BIN).
Dugaan kebocoran data oleh hacker Bjorka perlu disikapi tegas oleh Presiden Joko Widodo. Pjs Ketua Umum HMI Badko Jabodetabeka-Banten, Fadli Rumakefing bahkan meminta Presiden Jokowi memecat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate.
Dia menilai Johnny tidak mampu menjaga keamanan siber Indonesia. Pasalnya, selain data pribadi presiden, dokumen lain yang diduga bocor adalah 105 juta data pemilih pemilu dan data warga pengguna SIM card telpon seluler yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar.
"Menkominfo Pak Johnny kalau tidak mampu baiknya dicopot saja karena tidak kompeten di bidangnya," kata Fadli Rumakefing dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/9).
Berkenaan dengan desakan ini, HMI pun akan menyurati Presiden Jokowi dalam waktu dekat karena menganggap Menkominfo Johnny G. Plate tidak kompeten.
"Insyaallah dalam waktu dekat ini kami menyurati Pak Presiden Jokowi atas nama HMI untuk mencopot Pak Menkominfo. Menurut kami, beliau tidak mampu dan enggak kompeten di bidangnya," tegas Fadli Rumakefing.
Peretas atau hacker Bjorka kabarnya telah mengunggah dokumen rahasia Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, ia mengatakan di saluran Telegram bahwa target berikutnya adalah Presiden Jokowi.
Bjorka adalah aktor yang diduga terlibat dengan dugaan kebocoran data pribadi pelanggan PLN sebanyak 17 juta kemudian disusul 26 juta riwayat browsing pengguna Indihome. Dan yang paling baru adalah 1,3 miliar data registrasi SIM.
Sumber: RMOL