WANHEARTNEWS.COM - Elektabilitas Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani terancam mengalami penurunan jika tidak vokal menyampaikan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Apalagi bila melihat masa lalu, Puan menolak bahkan sempat menangis saat harga BBM naik di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, Fraksi PDIP menolak tegas kenaikan harga BBM tersebut.
Namun di era Presiden Joko Widodo, Puan dan PDIP terkesan lemah saat melihat Presiden Jokowi menaikkan harga BBM subsidi.
“PDIP lagi di-bully soal dulu nangis-nangis BBM era SBY naik. Sekarang kok diam saja. Saya melihat ini akan bisa menurunkan elektabilitas Puan Maharani," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu, Kamis (8/9).
Sikap diam Puan ini, kata Ujang, bisa dianggap sebagai sikap yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
Terlebih, posisi Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI yang dinilai publik memiliki pengaruh tetapi membiarkan kenaikan harga BBM yang tidak pro terhadap rakyat kecil.
“Di saat rakyat menjerit dan kesusahan karena kenaikan harga BBM, Puan sebagai Ketua DPR dan kandidat capres diam saja tak memperjuangkan hak rakyat. Tentu ya sedikit banyak akan menurunkan dan mengurangi elektabilitas Puan,” tandasnya.
Sumber: RMOL