WANHEARTNEWS.COM - Pembeli telur ayam di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, beralih membeli telur yang sudah retak atau pecah karena harga komoditas telur ini mengalami kenaikan menjadi Rp30.000 per kilogram sejak bulan lalu.
Seorang pedagang telur ayam, Rizal mengatakan, ia menjual telur pecah tersebut dengan harga Rp 1.500 per butir.
"Pembelinya (telur retak) ya ada yang buat konsumsi di rumah, ada yang pedagang rumah makan. Kalau telur pecah dijual per buah, tergantung stoknya," kata Rizal di pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Rizal menambahkan, telur retak atau pecah yang ia jual itu memiliki cangkang yang tidak utuh, biasanya disebabkan oleh benturan dalam proses distribusi dari tingkat peternak ke pedagang pasar.
Dia juga mengatakan bahwa, pembeli tetap akan memilih telur retak, meskipun berbeda higienisnya dari telur yang masih dalam kondisi baik dan utuh. Pembeli telur pecah dan retak-retak saat ini bukan hanya pemilik restoran seperti sebelum harga naik. Pembeli saat ini juga datang untuk kebutuhan rumah tangga.
"Harganya belum turun, karena harga dari peternak masih mahal. Rp30.000 ini harga di pasar, kalau di warung kecil lebih mahal," sambung Rizal.
Pria yang sudah 10 tahun berjualan telur ayam ini mengatakan bahwa pembeli akan tetap memilih telur yang sudah retak atau pecah karena merupakan produk kebutuhan pokok yang dibutuhkan sehari-hari.
"Kalau telur pecah harganya sama saja, tidak mengalami kenaikan. Sebenarnya sih kalau pembeli, walaupun telur mahal tetap banyak, yang penting suplai ada, tidak langka," kata Rizal. (ant)