WANHEARTNEWS.COM - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI merasa kecewa dengan keputusan pemerintah yang tetap menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang berlaku per Sabtu siang (3/9).
Sebab, rakyat Indonesia belum sepenuhnya pulih dari hantaman pandemi Covid-19. Pemerintah sepertinya tidak mendengarkan suara-suara penolakan dari masyarakat.
Hal itu disampaikan anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (3/9).
“Kami kecewa dengan keputusan tersebut. Pemerintah tidak mendengar masukan dari masyarakat, dan tetap bergeming dengan sikapnya,” tegas Mulyanto.
Menurut Wakil Ketua Fraksi PKS ini, masyarakat kurang mampu akan menderita dengan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Sementara, pengguna mobil mewah terus akan menikmati BBM bersubsidi dan kasus-kasus subsidi tidak tepat sasaran berlanjut.
“Perkiraan saya harga-harga, khususnya pangan akan bergerak naik beserta multiflyer effect-nya,” jelasnya.
Mulyanto juga memberikan catatan terhadap bantuan sosial, berupa bantuan langsung tunai atau BLT, yang disiapkan pemerintah sebagai kompensasi dari kenaikan BBM tersebut. Menurut dia, BLT yang diberikan tersebut untuk the bottom of pyramide(orang miskin terbawah).
“Sementara dengan bergesernya garis kemiskinan, karena kenaikan harga BBM bersubsidi, maka akan muncul orang miskin baru, yang sebelumnya ada di garis kemiskinan. Belum lagi terkait akurasi data DTKS yang dipertanyakan BPK bahkan KPK. Termasuk kasus bocornya dana BLT karena fraud,” demikian Mulyanto.
Sumber: RMOL