WANHEARTNEWS.COM - Survei Survei terbaru Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang memperkirakan pemilihan presiden 2024 akan dimenangi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan jika head to head dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi kejutan bagi beberapa kalangan.
Dalam simulasi head to head Anies Vs Ganjar, elektabilitas Gubernur Jakarta berada di angka 47,8 persen. Sedangkan elektabilitas Ganjar berada di angka 43,9 persen. Anies masih mengungguli Ganjar sekitar 3,9 persen.
Sementara itu, jika Anies head to head dengan Prabowo, selisih suaranya cukup jauh, yakni 48,6 persen untuk Anies dan 42,8 persen untuk Prabowo.
Keterkejutan pada hasil survei itu, salah satunya diutarakan aktivis Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) Andrianto.
Bukan tanpa sebab, kata dia, dalam lembaga survei lain justru hasilnya berbeda. Yakni, jika tidak Prabowo maka Ganjar yang diunggulkan. Lebih mengejutkan lagi, selisih keunggulan Anies baik dengan Prabowo dan Ganjar relatif sama di angka 4 persen.
"Sungguh mengaggetkan survey CSIS yang menyatakan Anies bisa menang baik melawan Ganjar atau Prabowo," ujar Andrianto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/9).
"Apalagi, Anies unggul dengan angka margin yang relatif sama 4 persenan," imbuhnya.
Dia memandang survei tersebut tidak untuk meninggikan Anies. Tetapi, lebih kepada sindiran pada sudut pandang lain terhadap PDI Perjuangan tempat Ganjar bernaung.
Menurutnya, survei CSIS harus menjadi pertimbangan PDIP dalam menyikapi manuver Ganjar dalam hasrat menjadi calon presiden. Terlebih, PDIP masih punya nama yang lebih baik yakni Puan Maharani yang kini menjabat Ketua DPR RI.
"Saya melihat survei itu sebagai sinyal bagi PDIP untuk usung Puan Maharani sebagai capres di 2024 nanti," katanya.
"Toh dari survei CSIS itu terbukti Ganjar keok dari Anies. Lalu buat apa PDIP usung Ganjar yang bakal kalah," pungkasnya.
Sumber: RMOL