WANHEARTNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyebut bangsa-bangsa di benua Eropa kecanduan perang sudah sejak lama.
Hal itu disampaikan perdana menteri dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Malaysia itu melalui akun Twitter-nya, Jumat, 2 September 2022.
"Saya tidak suka menggeneralisasi. Tapi untuk permasalahan ini tak ada pilihan selain melakukan generalisasi karena secara umum demikian kasusnya," kata Mahathir yang kini tengah dirawat di rumah sakit akibat tertular COVID-19.
Mahathir meyakini bangsa Eropa sangat ketagihan perang untuk membunuh orang. Bahkan kata dia, kecanduan perang itu sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
"Saya percaya bahwa bangsa-bangsa di Eropa sangat ketagihan perang untuk membunuh orang. Selama ribuan tahun tak ada tahun-tahun di mana tak ada perang di negara-negara Eropa," ujarnya.
Melalui utas di Twitter-nya, Mahathir sekali lagi menyebut bangsa Eropa merayakan pembunuhan.
"Mereka (bangsa Eropa) mengglorifikasi perang. Mereka merayakan pembunuhan. Mereka menjadikan pembunuh sebagai pahlawan, mendirikan patung dan membuat seremoni peringatan," kata Mahathir.
Politikus gaek berusia 97 tahun itu mengatakan banyak senjata yang diciptakan di negara-negara Eropa untuk memprovokasi agar berperang.
"Selama perang Dunia II mereka, negara-negara Barat menganggap Rusia sekutu. Jutaan orang Rusia terbunuh dan jutaan lainnya luka-luka. Sejumlah kota kecil dan desa hancur lebur," kata Mahathir.
"Ketika orang-orang Rusia merangsek dari Timur, negara-negara Barat bersama Amerika Serikat menyerang dari Barat. Mereka mengalahkan Jerman," ujarnya.
Mahathir kemudian menyoroti pendirian NATO dan menganggap Rusia sebagai musuh di wilayah Eropa. Selain itu, juga adanya Pakta Warsawa yang membuat terjadinya Perang Dingin.
"Segera sekutu Barat mengidentifikasi mitra mereka, Rusia sebagai musuh baru. Mereka mendirikan NATO dan Rusia menanggapinya dengan mendirikan Pakta Warsawa. Perang dingin pun terjadi selama beberapa dekade," kata dia.
Mahathir berkata, permusuhan antara NATO dan kekuatan Barat dengan Rusia semakin memburuk ketika anggota Pakta Warsawa bergabung blok NATO. "Alih-alih membubarkan NATO, kekuatan Barat mulai membujuk mantan anggota Pakta Warsawa untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa. Rusia tidak diundang. Itu tetap menjadi musuh potensial," ujar dia.
Cuitan panjang Mahathir Mohamad itu pun ditujukan dalam perang antara Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung selama enam bulan terakhir. Perang Rusia-Ukraina mengakibatkan jutaan orang mengungsi dan ribuan tentara dan serta warga sipil tewas.
"Jadi Ukraina dibiarkan membela diri. Jutaan orang bermigrasi, ribuan warga sipil dan tentara tewas dan negara hancur," ujarnya.
Sebelum dirawat di rumah sakit pekan ini, Mahathir menggunakan wawancara dengan pers internasional untuk mengecam NATO karena mendorong Ukraina untuk melawan Rusia. Ia juga mengkritik AS karena memprovokasi China dengan kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan.
Sumber: tempo