WANHEARTNEWS.COM - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh sepakat menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik. Keputusan itu diambil setelah didemo mahasiswa dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang sempat merangsek masuk ke gedung DPR Aceh.
Ketua DPR, Aceh Saiful Bahri alias Pon Yahya bahkan memastikan akan mendesak pemerintah pusat mencabut peraturan kenaikan harga BBM dan sejumlah persoalan lainnya.
"Saya atas nama lembaga DPR Aceh, Ketua dan seluruh anggota mendesak pemerintah pusat segera menurunkan harga BBM dan tarif listrik sekarang juga," kata Pon Yahya di depan peserta aksi, Senin (5/9).
Dalam kesempatan itu, Saiful Bahri didampingi Wakil Ketua, Dalimi, Safaruddin, anggota TR Keumangan, Bardan Sahidi, Ridwan Yunus, dan Darwati A Gani, dan Tgk Muhammad Yunus.
Pon Yahya mengatakan telah berkoordinasi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki ihwal tuntutan mahasiswa yang mempersoalkan kenaikan harga BBM dan tarif listrik.
"Saya tadi sudah berkoordinasi untuk sama-sama mencari solusi ke (pemerintah) pusat supaya kalau memang ini menyengsarakan rakyat, kenapa keputusan ini diambil," ujarnya sebagaimana diberitakan Kantor Berita RMOLAceh.
Di sisi lain, Korlap aksi, Agus Sri Wahyudi menyebutkan, ada sejumlah tuntutan yang disampaikan kepada pihak legislatif Aceh. Di antaranya adalah persoalan kenaikan harga BBM dan tarif listrik yang dinilai menyengsarakan rakyat.
"Menolak keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi yang akan berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat Indonesia," ujar Wahyu.
Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah memformulasikan kebijakan alternatif terbaik di samping mendistribusikan bansos dan Bantuan Langsung Tunai (BLT), mendesak pemerintah membuat regulasi penyaluran BBM bersubsidi dengan berdasarkandata yang tepat dan terukur.
Kemudian, mendesak pemerintah untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif listrik, mendesak DPR RI agar menolak proposal pemerintah terkait keinaikan harga BBM, dan terakhir mengamini seluruh poin tuntutan masyarakat dan mahasiswa.
"Yang kami perjuangkan bukan hak kami saja, tapi juga hak seluruh masyarakat Aceh," kata Wahyu.
Massa yang mengenakan almamater serba biru ini bahkan sempat masuk ke ruang rapat paripurna DPR Aceh. Mereka menduduki kursi para anggota dewan dan kursi-kursi para tamu di dalam ruangan.
Sumber: RMOL