WANHEARTNEWS.COM - Kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang menyeret Ferdy Sambo dan Putri Candrawahti sebagai tersangka sampai saat ini terus menjadi sorotan. Salah satunya yang menyoroti kasus ini adalah pegiat media sosial Jhon Sitorus.
Kali ini, ia menyoroti dugaan Ferdy Sambo dan anak buahnya ‘nobar’ CCTV pembunuhan Brigadir J.
Jhon Sitorus menilai Ferdy Sambo dan anak buahnya terlampau sadis dan menjadikan video CCTV pembunuhan Brigadir J sebagai hiburan. Menurutnya, perbuatan seperti itu tidak bisa dimaklumi.
Diketahui sebelumnya, rekaman CCTV pembunuhan Brigadir J memang sudah dirusak kaki tangan Ferdy Sambo. Akan tetapi, sebelum dirusak dan dihilangkan, mantan Kadiv Propam serta anak buahnya sempat menonton bareng video peristiwa berdarah itu.
Ferdy Sambo setidaknya mengancam empat perwira yang bersama menonton video CCTV pembunuhan Brigadir J. Empat perwira polisi ini antara lain Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman.
Adapun, sebanyak tiga perwira polisi ini sudah ditetapkan tersangka menghalangi penyidikan kasus Brigadir Joshua. Sementara AKBP Ridwan tidak ditetapkan tersangka.
Acara nonton bareng CCTV pembunuhan Brigadir J itudisebut terjadi pada Selasa (12/7/2022) pukul 02.00 WIB
AKBP Arif Rafman sempat mengulang pernyataan ancaman Ferdy Sambo kepadanya dan perwira lain. Pernyataan itu ia sampaikan dalam sidang etik Ferdy Sambo yang digelar di Gedung Transnational Crime Center Mabes Polri beberapa waktu lalu.
“Kalau bocor, berarti kalian berempat yang bocorin,” ancam Ferdy Sambo yang saat itu masih Kadiv Propam Polri.
Lantas pegiat media sosial Jhon Sitorus menuding bahwa adegan CCTV pembunuhan Brigadir J malah jadi hiburana bagi Ferdy Sambo dan anak buahnya.
“Sadis bener...cctv adegan penembakan Brigadir J ternyata jadi HIBURAN bagi Sambo dkk,” kata Jhon Sitorus di akun twitternya @Miduk17, dikutip pada Selasa (6/9/2022).
Menurutnya, hanya orang-orang yang terbiasa melakukan perbuatan sadis yang bisa menjadikan video pembunuhan sadis sebagai hiburan. Jhon mengatakan bahwa manusia normal mustahil melakukan hal seperti Ferdy Sambo dan anak buahnya.
“Hanya manusia yang "MAHIR MEMBUNUH" berani menjadikan rekaman pembunuhan sebagai tontonan,” tuturnya.
Jhon Sitorus lalu menegaskan bahwa hukuman mati adalah yang terbaik untuk Ferdy Sambo. Hal itu atas perbuatan sadis yang ia lakukan.
“Semakin meyakinkan jika hukuman MATI adl hukuman terbaik,” pungkas pegiat media sosial itu. (*)
Sumber: poskota