WANHEARTNEWS.COM - Seorang pegawai di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetyo (51) tiba-tiba menghilang. Dia terakhir kali terlihat pada Rabu (24/8) pagi saat berpamitan berangkat kerja ke keluarganya.
Namun, ternyata hari itu dia tidak terlihat di kantor. Hingga malam hari Iwan juga tidak pulang ke rumahnya. Sehari kemudian keluarga melaporkan hilangnya pegawai negeri itu ke kepolisian.
Keluarga juga menginformasikan hilangnya Iwan melalui media sosial.
"Kakak saya itu nggak pernah (pergi tanpa pamit), dia mau ke mana itu harus izin apalagi di kantor itu mau pergi ke mana selalu izin, makanya ini agak aneh," kata adik ipar Iwan, Yosef Prastowo, saat dimintai konfirmasi, Senin (29/8/2022).
Kepala Bapenda Kota Semarang Indriyasari juga membenarkan kabar hilangnya anak buahnya. Menurutnya, Iwan masih terlihat di kantor pada Selasa (23/8). Setelah itu dia tidak terlihat lagi.
"Masih aktivitas biasa lengkap sampai pulang pun masih terpantau masih bagus. Waktu itu kita masih ada kegiatan dia pun masih aktif di kegiatan itu. Jadi hari Selasa itu masih full bekerja, hari Rabu itu sudah tidak absen sampai sekarang," katanya.
Sesosok mayat yang hangus terbakar dan tanpa kepala ditemukan di lahan sekitar kawasan Marina Kota Semarang, Kamis (8/9) malam. Di lokasi itu juga terdapat sepeda motor yang juga dalam kondisi hangus.
"Dalam keadaan terbakar 100 persen. Secara kasat mata dari olah TKP hanya ditemukan badan ke bawah," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar saat itu.
Kondisi itu membuat identitas mayat itu sulit untuk dikenali. Namun, terdapat beberapa petunjuk sehingga polisi menduga sosok mayat itu adalah Iwan, pegawai Bapenda Kota Semarang yang dilaporkan hilang.
Dugaan ini diperkuat dari sepeda motor yang turut terbakar. Sepeda motor tersebut memiliki nomor polisi H 9799 RA pelat merah, identik dengan motor yang dipakai Iwan saat menghilang.
Selain itu polisi juga menemukan potongan name tag yang bertuliskan ".. Wan Budi P..". Name tag itu sudah tidak lengkap karena terbakar.
"Pelat nomor merah H 9799 RA identik dengan laporan kehilangan. Jadi korban meninggalkan rumah dengan mengendarai kendaraan roda dua, platnya ini kemudian yang identik lain adalah papan nama 'wan Budi P' dan kemungkinan ini huruf I. Ini terbakar total. Ini ikat pinggang, kepala ikat pinggang, terus ada pisau juga," jelasnya.
Untuk memastikan, polisi kini masih melakukan tes DNA. Mereka sudah mengambil sampel DNA dari keluarga untuk pembanding.
Korban Saksi Kasus Korupsi
Paulus Iwan Boedi Prasetyo, ternyata akan dimintai klarifikasi terkait kasus korupsi. Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan Iwan menghilang sehari sebelum agenda pemeriksaan.
Iwan seharusnya menjalani panggilan pertama pada Kamis (25/8). Namun, sehari sebelumnya Iwan dikabarkan hilang.
"Di situ diminta saksi klarifikasi, kalau korupsi kan gitu, panggilan awal untuk klarifikasi dulu tidak langsung menunjuk kepada tersangka," jelasnya.
Irwan tidak menjelaskan terkait detail kasus korupsi itu. Namun kasus tersebut kini tengah ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Jateng.
Adapun Kepala Bapenda Kota Semarang Indriyasari membenarkan bila ada surat panggilan untuk Iwan.
"Kalau surat panggilan memang ditunjukkan kepada pimpinan agar menugaskan Pak Iwan, jadi surat panggilan itu ada," katanya.
Namun dia belum bersedia berkomentar banyak sebab dirinya baru menjabat sebagai kepala Bapenda Semarang. Sedangkan kasus itu terjadi sebelum dirinya menjabat.
"Kasus itu terjadi di tahun berapa ya, sudah tahun yang dulu sejak masih DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah), sehingga saya nggak tahu juga kasusnya, saya juga nggak tahu kapasitas Pak Iwan sebagai apa," jelas Indriyasari.
Sedangkan Dirkrimsus Polda Jateng Kombes Dwi Subagio menjelaskan kasus korupsi tersebut terkait penyalahgunaan aset Pemkot Semarang.
"Ada aduan masyarakat terkait dengan dugaan penyalahgunaan aset di BPKAD," kata Subagio saat dikonfirmasi, Selasa (6/8).
Kasus itu disebut belum masuk kepada penyidikan. Iwan, dipanggil untuk dimintai klarifikasi terkait aduan tersebut.
"Kemudian yang bersangkutan ini sudah kita upayakan untuk klarifikasi tapi begitu surat kita sampaikan sampai saat ini dia belum hadir," katanya.
Dalam aduan itu, disebutkan bila ada unsur korupsi dalam pengalihan aset. Hingga kini, polisi masih mengumpulkan bahan dan data terkait kasus tersebut.
"Yang namanya aduan itu kan dinyatakan asetnya dialihkan kemudian ada korupsi, ada kepentingan di situ," jelasnya.
"Kita sedang melakukan pendalaman dan tengah melakukan klarifikasi dengan beberapa pihak," ujarnya. (detik)