WANHEARTNEWS.COM - Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan turun gunung menghadapi Pemilu 2024, harus dianggap sebagai warning (peringatan dini) oleh penyelenggara pemilu dan pemerintah. Sebab pernyataan SBY tidak jelas ditujukan kepada siapa atau partai politik tertentu.
Demikian disampaikan Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 (SIAGA 98), Hasanudin, dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (20/9).
Hasanuddin menyebut, pernyataan yang dikatakan SBY disebabkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 berlangsung tidak jujur dan adil, bahkan akan diatur dua pasangan capres dan cawapres.
"Kami berpandangan SBY akan turun gunung, sebab SBY adalah pendiri dan sekaligus sebagai Majelis Tinggi Partai Demokrat," ujarnya.
Kemungkinan giring menggiring dan pengkondisian Capres-Cawapres di Pemilu 2024 akan sulit dicegah. Tapi, Presiden Jokowi pun tampaknya sulit didikte oleh partai politik tertentu. Termasuk partai pengusungnya, dan bahkan Jokowi lebih mendengar relawannya saat ini, daripada partai politiknya.
"Kami berharap, SBY sudah mulai berani menyebut pihak yang berpotensi curang dan tidak adil tersebut, jangan menggunakan kata bersayap sebab akan menimbulkan interpretasi yang beragam dan pesan atau kritik tak sampai," ujarnya.
Hasanuddin menegaskan, di era yang sudah demokratis, sah-sah saja menyebut dugaan pihak yang dimaksud, sebab akan ada wacana perdebatan yang positif.
"Bagus kalau SBY turun gunung, biar kontestasi menjadi lebih berkualitas, dan peran partai politik makin menguat. Sebab, capres saat ini rasanya bukan rasa parpol namun perseorangan," demikian Hasanuddin.
Sumber: rmol