WANHEARTNEWS.COM - Keterlibatan oligarki kapital dalam perpolitikan Indonesia selama era reformasi ini telah kebablasan.
Kaum oligarki kapital ini merupakan segelintir pengusaha kaya yang mengendalikan perpolitikan di Indonesia, baik langsung mupun di belakang layar.
"Mereka juga menyebabkan perpecahan persatuan nasional yang dalam. Untuk itu, dalam konteks Pilpres 2024, kaum oligarki harus mawas diri," kata Ketua Lembaga Kajian Publik Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (1/9).
Syahganda lantas mengutip disertasi Profesor Jeffrey Winters saat menjadi narasumber KPK membahas tentang Oligarki beberapa waktu lalu.
Dikatakan Jeffrey, oligarki di Indonesia telah berubah dari sultanic oligarchy yang dipimpin Suharto di era Orde Baru menjadi "ruling oligarchy".
"Oligarki kini menjadi penguasa yang memerintah. Oligarki selalu menciptakan 'boneka' untuk mengatur sebuah negara agar kepentingannya mengakumulasi dalam kapital berlangsung aman," jelas mantan aktivis mahasiswa ITB era 1980-an ini.
Selain itu, ketimpangan sosial di Indonesia yang sudah berberbasis etnis telah menciptakan kebencian rasial yang semakin dalam di era demokrasi pada negara-negara yang bertransformasi ke demokrasi, seperti Indonesia.
Saat ini ketimpangan dan kebencian rasial di Indonesia sudah seperti api dalam sekam. Oleh karena itu, kata Syahganda, kaum oligarki harus menjaga nilai-nilai persatuan secara sungguh-sungguh dalam politik pencapresan 2024.
"Jangan sampai keguncangan sosial justru terjadi akibat keinginan kaum oligarki mengatur negara kita," tutup Syahganda.
Sumber: RMOL