WANHEARTNEWS.COM - Upaya pembebasan Timur Leste dari Indonesia yang diliputi kekerasan menjadi masa lalu kelam bagi kedua negara. Namun nyatanya, hingga kini hubungan kedua belah pihak tetaplah baik, bahkan sejak Timor Leste resmi melepaskan diri dari NKRI tahun 2002.
"Timor Leste dan Indonesia tidak hanya berbagi sebuah pulau, tapi juga sejarah," kata mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao dalam webinar yang digelar oleh Indonesia Strategic and Defense Studies (ISDS) pada Rabu (31/8).
Menurut Gusmao, terlepas dari sejarah yang mereka miliki, Timor Leste tidak pernah memusuhi Indonesia. Sebab Timor Leste terbentuk berkat inklusifitas pemimpin transisi Indonesia saat itu, yaitu Presiden B.J. Habibie.
"Habibie adalah seorang visioner yang memiliki keberanian dan keyakinan moral untuk mengizinkan orang Timur mengadakan referendum kemerdekaan. Kepemimpinan transisi beliau sangat berdampak signifikan pada negara kami hari ini," jelasnya.
Gusmao mengatakan hubungannya dengan Indonesia semakin dekat sejak berbagai upaya rekonsiliasi yang dilakukan oleh beberapa presiden RI pasca Habibie.
"Megawati menghadiri perayaan kemerdekaan kami dan beliau disambut hangat di sini. Kemudian Pak SBY melakukan rekonsiliasi dengan mengusulkan keanggotaan kami di ASEAN. Pak Jokowi juga menunjukkan dukungan yang kuat pada usulan ini," ujar Gusmao.
Persahabatan yang terus berlanjut dengan Indonesia bagi Gusmao sangatlah penting untuk kerjasama kedua negara di berbagai bidang, khususnya penyelesaian perbatasan darat dan laut yang damai dengan NKRI.
"Kita membutuhkan Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam memimpin dialog regional dan internasional. Selain itu, kita membutuhkan Indonesia untuk membela hukum internasional dan mempromosikan toleransi serta perdamaian di seluruh dunia," pungkasnya.
Sumber: rmol