WANHEARTNEWS.COM - Politisi Partai Demokrat Taufik Rendusara alias Tope heran dengan pernyataan Komisaris Independen PT Pelni Dede Budhyarto.
Dirinya tak terima Anies Baswedan dinilai tak bisa bahkan melarang pembangunan rumah ibadah kelompok minoritas di DKI Jakarta.
Menurutnya, 34 tahun IMB Gereja Katolik Damai Kristus, di Jakarta Barat tak keluar walau sudah diusahakan oleh berbagai pihak..
“Gereja Katolik Damai Kristus, di Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat 34 tahun nggak keluar-keluar izinnya,” ujarnya dalam akun sosial medianya, Senin, (24/10/2022).
Mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mampu mengeluarkan IMB, begitu pun ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat.
Pada kenyataannya, ketika masa Anies Baswedan, gereja tersebut langsung dibangun.
“Jokowi nggak mampu ngasih IMB. Ganti sama Ahok yg non muslim, ehh nggak becus juga ngasih IMB. Giliran Anies Baswedan sebentar doang langsung berdiri gerejanya. Radikal Dede Budhyarto,” tandasnya.
Sebelumnya, Dede Budhyarto berkomentar terkait pernyataan Jokowi yang mengingatkan partai politik untuk tidak sembrono mengusung capres 2024.
Dede Budhyarto mengaku sepakat apalagi kata dia capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafirkan.
Bahkan dia menyebut pangasong khilafuck anti Pancasila hingga melarang pendirian rumah ibadah minoritas.
“Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu, (23/10/2022).
Dia menduga, pernyataan Jokowi itu lebih kepada menyindir pencalonan mantan Anies Baswedan oleh Partai NasDem.
“Di acara Golkar, Pak Jokowi berpesan agar jangan sembrono menentukan capres. Mungkin seperti pencalonan mantan Gubernur terburuk sepanjang sejarah DKI Jakarta Anies Baswedan mungkin yah,” tuturnya.
Sumber: wartaekonomi