WANHEARTNEWS.COM - Ketua RT 13, Nurjanah mengungkapkan keseharian Siti Elina, wanita bersenjata api yang menerobos kawasan Istana Merdeka. Dari pandangannya, Lina jauh dari keterlibatan jaringan terorisme.
"Itu mah jauh (keterlibatan teroris), karena dia memang benar-benar tidak tahu kalau urusan itu. Kalau yang saya liat ya, sebatas yang saya lihat," kata Nurjanah saat ditemui, Rabu (26/10).
Nurjanah menjelaskan, Lina memang besar di kawasan Koja, Jakarta Utara. Orang tuanya pun tercatat lahir di Jakarta. Dia menikah dengan seorang pria bernama Bahrul Ulum sekitar 4 tahun yang lalu.
Dari pernikahan itu, Lina dikaruniai 2 orang anak yang saat ini masih berusia balita. Anak sulungnya masih berusia 3 tahun sementara yang kedua berumur 1,5 tahun.
Lina memang diketahui tak mempunyai pekerjaan tetap. Dia biasa mengisi waktu luangnya dengan mengajarkan anak-anak mengaji.
"Bekerja hanya sebagai sebatas guru-guru ngaji kecil-kecilan. Dia bantu temannya, dari teman ke teman itu bantu. Dia mungkin ingin mengeluarkan ibaratnya dia bisa mengajar, ada ilmu sedikit dia kasih ke anak-anak, yang saya dengar dua bulan terakhir dia ngajar iqra, itu yang saya dengar," terangnya.
Nurjanah menilai, kehidupan Lina terbilang miris. Dia kini tinggal di rumahnya bersama dua orang anak dan ibundanya. Suaminya tak lagi bersama Lina. Baru-baru ini mereka memutuskan untuk pisah ranjang.
"Dia punya anak dua, jajannya, makannya setiap hari dari mana, sementara pemasukan tidak ada. Itu yang saya miris," ungkap Nurjanah.
Hidup Lina kini hanya bergantung pada kakaknya saja. Lina merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara. Semua kakaknya laki-laki dan bekerja sebagai pelaut.
"Yang paling dekat sama dia abangnya yang pertama, maksudnya kalau ada apa-apa dia kesini, mungkin ngasih duit atau apa, abangnya juga sayang sama dia," jelas Nurjanah.
Hal tersebut lah yang menurut Nurjanah membuat Lina berani melakukan hal itu. Berbekal pistol yang diduga dia curi dari pamannya yang merupakan mantan ABRI, Lina nekat menerobos Istana Merdeka demi mengungkapkan keresahannya.
"Memang ini unsurnya cuma stres aja. Itu menurut logika saya aja ya. Karena saya melihat tingkah laku yang aneh-aneh itu di luar ini kita enggak," katanya.
Siti Elina ditangkap polisi setelah mencoba menerobos kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Selasa (25/10) sekitar pukul 07.00 WIB. Elina yang mengenakan kerudung dan cadar itu juga membawa senjata api diduga jenis FN.
Kini Elina masih berada di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan secara intensif terkait perbuatannya.
Sumber: kumparan