WANHEARTNEWS.COM - Pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal kesiapannya diusung sebagai calon presiden, cenderung memunculkan karakter yang terlalu percaya diri dan menabrak etika politik PDI Perjuangan.
Dikatakan Direktur Eksekutif Diagram Politik Nastain Muhamad, sebagai partai berlambang banteng seharusnya Ganjar bisa fatsun pada hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati untuk mengumumkan capres yang akan diusung.
"Ganjar terlalu percaya diri dan terkesan tidak patuh pada Ketum PDIP. Pernyataan Ganjar tersebut juga tidak mencerminkan etika berpolitik yang baik sebagai kader," ujar Nastain kepada wartawan, Kamis (20/10).
Memang, kata NAstain, Ganjar diunggulkan oleh beberapa lembaga survei dalam bursa calon presiden. Tetapi, Ganjar juga harus bisa mencontoh Joko Widodo yang tidak pernah menyatakan apapun soal capres sebelum diumumkan PDIP.
"Sikap Ganjar tersebut berbeda dengan periode Jokowi yang tidak pernah terang-terangan menyatakan siap menjadi capres sebelum ada keputusan dari PDIP," katanya.
Nastain juga membandingkan perilaku Ganjar tersebut dengan kader PDIP lainnya, yaitu Puan Maharani yang sama-sama memperoleh dukungan publik untuk maju di Pilpres 2024 nanti.
Menurutnya, gaya komunikasi politik Puan Maharani justru lebih elegan, karena kerja-kerja politik yang dilakukan bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya sendiri.
"Melainkan untuk kepentingan PDIP. Hal ini berbeda dengan Ganjar yang terkesan memanfaatkan posisinya sebagai Gubernur Jateng untuk membesarkan namanya sendiri. Jadi saat ini Ganjar itu sibuk mikir nyapres, sementara Puan sibuk kerja," terangnya.
Nastain juga menduga, keberanian Ganjar melontarkan statemen itu tidak terlepas dari adanya "kekuatan" besar yang menyokong di belakangnya.
"Jika kekuatan besar itu benar ada di belakang Ganjar, dengan model perilaku politik demikian, saya yakin justru massa dan kader PDIP ada di belakang Puan Maharani," pungkasnya.
Sumber: RMOL