WANHEARTNEWS.COM - Seorang pria melancarkan tembakan di sebuah sekolah menengah atas (SMA) di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat pada Senin (24/10) hingga menewaskan tiga orang, termasuk tersangka pelaku, kata kepolisian.
Murid-murid berhamburan lari keluar dari kompleks sekolah tersebut, Central Visual and Performing Arts High School, ketika polisi tiba pada pukul 09.10 waktu setempat, kata Komisioner Mick Sack kepada pers.
Para personel kepolisian bergegas mendatangi lokasi itu ketika mendapat kabar ada penembakan di sana, ujarnya.
Beberapa siswa mengatakan kepada polisi bahwa seorang penembak berada di dalam sekolah dengan membawa sebuah "senjata api ukuran panjang," kata Sack.
Baca juga: Laporan: Kepemimpinan polisi buruk saat atasi penembakan Uvalde
Polisi menyerbu masuk dan saling tembak dengan tersangka pelaku, yang tampaknya berusia 20-an tahun, ujar sang komisioner.
Dalam adu tembak itu, tersangka tewas karena luka-luka, kata Sack, menambahkan.
Ia mengungkapkan seorang guru dan seorang remaja putri terbunuh dalam insiden itu.
Beberapa korban lain mengalami luka tembak dan terkena pecahan peluru.
Di antara korban jiwa adalah Jean Kuczka, guru kesehatan berusia 61 tahun, menurut laporan surat kabar St. Louis Post-Dispatch yang mengutip keterangan para kerabat korban.
Tidak ada petugas keamanan yang mengalami luka, kata Sack.
"Kendati di atas kertas kemungkinan ada sembilan korban ... ada ratusan lainnya," ujar Sack. "Setiap orang yang selamat pulang ke rumah dengan membawa trauma."
Pihak berwenang tidak mengungkapkan motif ataupun hubungan tersangka penembakan dengan sekolah tersebut.
Sebelum penembakan terjadi, pintu-pintu di Central Visual --sekolah yang memiliki program khusus dan sekitar 380 murid-- berada dalam keadaan terkunci.
Petugas keamanan telah mengidentifikasi bagaimana si tersangka memasuki gedung sekolah tersebut, namun ia menolak menyebutkan bagaimana pria tersebut bisa masuk.
SMA tersebut mempunyai tujuh petugas keamanan di lokasi dan dilengkapi dengan beberapa pendeteksi logam, kata seorang pejabat keamanan sekolah saat konferensi pers.
Guru matematika bernama David Williams mengatakan kepada Post-Dispatch bahwa kepala sekolah sempat mengeluarkan peringatan dengan kode tertentu kepada staf dan para murid melalui sistem audio untuk memberi tahu ada penembak.
Williams menggambarkan bahwa ia mendengar beberapa suara tembakan di luar ruangan kelasnya. Ia juga mengatakan salah satu jendela di pintu kelas terkena tembakan.
Penembakan di SMA Central Visual itu merupakan yang terbaru dari puluhan kejadian serupa tahun ini di sekolah-sekolah Amerika Serikat yang mengakibatkan korban jiwa dan luka.
Salah satu penembakan paling maut di sekolah terjadi pada Mei ketika seorang pria bersenjata menewaskan 19 anak dan dua orang dewasa di Uvalde, Texas.
Terkait penembakan massal di Uvalde, sejumlah polisi dan petugas penegakan hukum mendapat hukuman karena mereka baru satu jam kemudian menangani pelaku penembakan, yang terkunci di sebuah ruang kelas bersama sejumlah siswa dan guru.
Dalam kasus Uvalde, si tersangka penembak memasuki gedung sekolah melalui sebuah pintu yang tak terkunci.
Sumber: Reuters