WANHEARTNEWS.COM - Komite Disiplin PSSI telah menjatuhkan tiga sanksi kepada Arema FC. PSSI pun meragukan laporan tentang penjualan tiket dan jumlah kapasitas Stadion Kanjuruhan.
Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing, mengatakan tidak mendapat bukti jelas berapa jumlah penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan saat kerusuhan terjadi.
Komite meragukan laporan panitia pelaksana pertandingan karena stadion tidak menggunakan sistem kursi tunggal.
"Tribun penonton di Kanjuruhan belum 'single seat' (kursi tunggal-red) sehingga tidak terukur. Inilah yang membuat ada pihak yang mengatakan 40 ribu atau 45 ribu orang di sana," ujar Erwin dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Selasa.
Menurut purnawirawan polisi berpangkat akhir Inspektur Jenderal, ketidakjelasan membuat pihaknya tidak bisa memastikan apakah kapasitas Stadion Kanjuruhan pada laga Liga 1 Indonesia 2022-2023 Arema FC versus Persebaya melebihi batas atau tidak. Komite Disiplin PSSI pun menyalahkan panitia pelaksana pertandingan Arema FC atas kesimpangsiuran data penonton.
Erwin Tobing memberikan masukan agar stadion-stadion di Indonesia menggunakan kursi tunggal dan pendataan tiket yang akurat.
Tiket Terjual Ludes Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh menyampaikan bahwa panitia pelaksana pertandingan Arema FC mengaku menjual 42 ribu tiket pertandingan dari 45 ribu kapasitas maksimal. Ahmad menambahkan, pihak kepolisian telah mengimbau agar panitia menjual tiket sebanyak-banyaknya 75 persen dari jumlah penonton maksimal.
Tapi saat imbauan keluar, penonton sudah telanjut membeli ludes tiket pertandingan Derbi Jawa Timur. "Pada akhirnya, berdasarkan hasil rapat, jumlah personel keamanan yang ditambah," tutur Ahmad.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika ribuan suporter Arema FC, Aremania, masuk ke area lapangan setelah pertandingan dengan Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023. Kerusuhan pecah setelah aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata.
Sumber: tvOne