WANHEARTNEWS.COM - GELORA.CO - Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy penyebab invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Pernyataan itu disampaikan Berlusconi dihadapan anggota parlemen Italia dan menyebar setelah rekaman audionya bocor.
Rekaman suara tersebut sampai ke tangan sebuah situs pemberitaan online Italia, meskipun banyak bukti yang bertentangan.
Rekaman audio itu menyoroti lebih lanjut sikap Italia terhadap Rusia dalam koalisi sayap kanan yang memenangkan pemilihan pada 25 September 2022. Terdapat rekaman lain yang juga menyoroti bagaimana Berlusconi menghidupkan kembali hubungannya dengan Putin.
Pernyataan itu muncul ketika pemimpin sayap kanan Giorgia Meloni sedang berjuang menyepakati posisi kabinet dengan Berlusconi dan sekutu lainnya. Berlusconi bersumpah untuk tidak mengubah sikap pro-Ukraina - Italia dan akan mendukung pengiriman senjata serta bantuan ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 19 Oktober 2022, Meloni mengomentari pernyataan Berlusconi dengan mengatakan dia tidak akan menerima ambiguitas kebijakan luar negeri jika dia menjadi perdana menteri.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari setelah sebelumnya membangun kehadiran militer di perbatasan Ukraina, sehingga meningkatkan ketegangan dengan tetangganya. Untuk membenarkan invasinya, Putin menuduh pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap etnis Rusia dan penutur asli bahasa Rusia di Donbas, Ukraina. Tuduhan Presiden Putin itu dinilai tidak berdasar dan ditolak oleh Ukraina, Amerika Serikat dan negara anggota Uni Eropa.
Dalam audio yang diterbitkan oleh LaPresse newswire pada Rabu, 19 Oktober 2022, Berlusconi yang berusia 86 tahun, mengatakan bahwa Putin tidak ingin berperang tetapi didorong untuk melakukannya karena serangan Ukraina yang berkelanjutan terhadap separatis yang didukung Rusia di Donbas.
Dalam audio pertama, yang diterbitkan pada Selasa, 18 Oktober 2022, Berlusconi menyatakan keprihatinannya tentang bantuan Italia ke Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa Putin mengiriminya vodka dan surat untuk ulang tahunnya. Di hari yang sama, dalam sambutan yang disiarkan di televisi nasional, Ketua Majelis Deputi Lorenzo Fontana, yang dikenal karena pandangannya yang pro-Putin, mengatakan sanksi terhadap Rusia bisa menjadi bumerang.
Pada Selasa lalu partai Berlusconi, Forza Italia, membantah kalau Berlusconi telah memperbarui kontak dengan Putin dan mengatakan posisinya soal Ukraina sejalan dengan Eropa dan Amerika Serikat.
"Komitmen untuk Eropa dan mitra barat termasuk Amerika selalu menjadi dasar pekerjaan saya sebagai pemimpin politik dan pejabat pemerintah," kata Berlusconi dalam sebuah pernyataan Rabu malam, 19 Oktober 2022, mengklaim komentarnya telah diambil di luar konteks.
Sumber: tempo