WANHEARTNEWS.COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menyoal penggunaan gas air mata saat mengunjungi stadion Kanjuruhan Malang, disesalkan sejumlah pihak.
Padahal, publik banyak yang mempertanyakan penggunaan gas air mata itu disebut sebagai pemicu jatuhnya 131 korban jiwa.
“Saya tidak ingin mengatakan presiden tidak tegas. Lebih tepatnya menurut saya, yang disampaikan presiden adalah porsi jubir tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF),” kata Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Kamis (6/10).
Menurut Syahrial, Jokowi seolah tidak menunjukkan empatinya yang mendalam terhadap ratusan korban meninggal dan masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
“Ini tragedi kemanusiaan yang dapat diukur dan diantisipasi. Bukan gejala alam yang tidak dapat diprediksi. Apalagi, aturan FIFA soal pelarangan penggunaan gas air mata dilarang!” tegasnya.
Setidaknya, kata Politikus Demokrat ini, untuk meredakan suasana kebatinan masyarakat sepak bola seluruh dunia, presiden mengedepankan wewenangnya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
“Misalnya, presiden dapat memerintahkan seluruh pimpinan aparat keamanan yang bertanggung jawab untuk diberhentikan. Dari penanggung jawab teknis hingga kebijakan,” katanya.
“Atau, meminta Ketua Umum PSSI secara legowo mundur sebagai pertanggung jawaban moral,” demikian Syahrial.
Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan langsung ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Rabu (5/10). Peninjuan ini, untuk mendapatkan gambaran Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 131 orang meninggal usai laga Arema Vs PErsebaya pada Sabtu malam (1/10).
Pada kunjungan ke Stadion Kanjuruhan ini, Jokowi juga melihat langsung titik-titik di mana penumpukan massa terjadi. Katanya, permasalahan yang terjadi adalah pintu keluar yang dikunci dan kepanikan penonton menjadi sebab banyaknya jatuhnya korban saat kejadian.
"Itu nanti tim gabungan yang harus melihat secara detail, tetapi sebagai gambaran tadi saya lihat itu problemnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga terlalu curam, ditambah kepanikan," kata Jokowi.
Sumber: rmol