WANHEARTNEWS.COM - Litbang Kompas mencatat hanya 15,1 persen rakyat akan memilih calon presiden (Capres) yang disarankan Presiden Joko Widodo. Temuan itu mengindikasikan kredibilitas Jokowi sudah turun drastis.
Demikian pendapat pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/11).
Menurut Jamiluddin, Jokowi tidak lagi menjadi rujukan bagi rakyat dalam menentukan pemimpin Indonesia. Sebab, dari survei terbaru Litbang Kompas yang justru rakyat menolak (30,1 persen) capres pilihan Jokowi.
"Dengan lebih banyaknya rakyat yang menolak capres pilihan Jokowi mengindikasikan kepercayaan rakyat kepadanya sudah jauh menurun," demikian kata Jamiluddin.
Catatan Jamiluddin, turunnya kepercayaan publik pada Jokowi disebabkan banyak hal, namun yang utama tampaknya masalah ekonomi yang tak kunjung membaik.
Ia menyebutkan, janji ekonomi Jokowi yang mengtakan bahwa ekonomi akan meroket hingga sekarang belum pernah dirasakan rakyat. Sebagian besar rakyat justru merasakan beban ekonomi yang teramat berat.
Atas dasar itulah, rakyat tak yakin capres pilihan Jokowi akan mampu membawa perubahan yang lebih baik.
"Rakyat justru khawatir kondisi ekonomi akan tidak jauh berbeda dengan yang ada saat ini," tandas mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini.
Lebih jauh lagi, Jamiluddin melihat, masyarakat semakin menolak kemauan Jokowi karena didasarkan pada kabar Jokowi hanya mendukung capres yang akan meneruskan arah pembangunan yang sudah digariskannya.
Karena itu, rakyat beranggapan capres pilihan Jokowi hanya meneruskan dan melanjutkan yang sudah ada.
"Akibatnya, sebagian rakyat khawatir tidak.akan banyak perubahan bila memilih capres pilihan Jokowi. Kehidupan ekonomi mereka hawatirkan tidak akan meningkat," pungkas Jamiluddin.
Sumber: RMOL